Daftar Isi:
  • Penelitian kualitatif ini condong pada paradigma teori kritik, dengan pendekatan budaya visual dan estetika sublim. Data utama terdiri dari 9 wayang kulit Batara Kala, dan 3 Batara Kala dalam media non-wayang kulit. Pendapat dalang dan peristiwa Ruwatan Murwakala digunakan sebagai data pendukung. Data dikoleksi dengan metode bahan visual, wawancara, dan observasi. Sesuai teknik analisis tata visual, korelasi antara partisipan-tergambar dan partisipan interaktif diuraikan dan disintesiskan menuju pengungkapan metafungsi. Sajian data yang sama selanjutnya direfleksikan berdasarkan estetika sublim. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: (1) fungsi ideasional Batara Kala merupakan situs kontestasi bentuk sosial dominan yang terbagi ke dalam kecenderungan ‘sapa’ dan ‘doa’; (2) fungsi interpersonal Batara Kala berada pada kutub ‘rengkuh-tolak’ yang dipengaruhi tiga faktor: arah tatapan mata, keutuhan carrier, dan sudut pengambilan gambar; (3) fungsi tekstual Batara Kala merupakan tiga pernyataan waktu: sakral, mitis, dan apokaliptik; (4) estetika Batara Kala adalah ketidakterbatasan yang memancarkan aura menyeramkan sekaligus meneduhkan, dan memberi energi untuk pendalaman diri