Daftar Isi:
  • Siri’ yang merupakan istilah dalam bahasa Bugis Makassar yang berarti malu dan harga diri. Bagi orang Bugis Makassar, siri’ merupakan pandangan hidupnya sehingga orang yang tidak memiliki siri’ diibaratkan seperti binatang. Terjadinya fenomena siri’ dalam masyarakat seperti korupsi, perzinahan, pemerkosaan, candoleng-doleng (goyang erotis), dan sebagainya merupakan manifestasi dari kemerosotan nilai-nilai siri’. Terjadinya fenomena siri’ tersebut merupakan hal yang sangat memprihatinkan sehingga sebagai seorang pencipta seni terinspirasi untuk merepresentasikanya ke dalam karya seni grafis woodcut sebagai media kritik dan provokasi dalam upaya memberikan penyadaran kepada masyarakat untuk senantiasa menanamkan nilai-nilai siri’ sehingga dapat tercipta tatanan masyarakat yang lebih baik. Pada penciptaan ini metode yang digunakan dimulai dari tahap eksplorasi dengan melakukan penjelajahan menemukan tema tentang siri’ serta penggalian sumber informasi dan referensi visual sehingga menemukan tubuh sebagai idiom dalam merepresentasikan siri’. Tahap selanjutnya yaitu improvisasi dengan melakukan berbagai macam percobaan-percobaan (eksperimen) perancangan visual untuk menemukan bentuk-bentuk artistik berupa sketsa alternatif. Dari sketsa alternative tersebut dipilih untuk diwujudkan (dieksekusi) ke dalam bentuk karya seni grafis woodcut pada tahap pembentukan (perwujudan). Pada proses penciptaan ini terjadi kesalahan dalam mencukil hardboard saat pembutan klise/master. Kesalahan ini merupakan pendorong munculnya solusi untuk menutupi bekas cukilan yang salah dengan memberi dempul mobil sehingga dalam proses mencukil hardboard dapat menghilangkan rasa keraguan. Perwujudan karya ke dalam karya seni grafis woodcut pada penciptaan ini merupakan upaya dalam mempertahankan konvensi seni grafis yang memiliki kekhasan dan karakter.