Studi Pola Pengembangan Denah Perumnas Tipe Tipe 50/150 M2 Di Kompleks Perumahan Minomartani Sleman Yogyakarta

Main Author: Suastiwi, -
Format: Monograph NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: Balai Penelitian ISI Yogyakarta , 1990
Subjects:
Online Access: http://digilib.isi.ac.id/3205/1/BAB%201.pdf
http://digilib.isi.ac.id/3205/2/BAB%202.pdf
http://digilib.isi.ac.id/3205/3/BAB%203.pdf
http://digilib.isi.ac.id/3205/4/BAB%204.pdf
http://digilib.isi.ac.id/3205/5/LAMPIRAN.pdf
http://digilib.isi.ac.id/3205/
http://lib.isi.ac.id
Daftar Isi:
  • Pengembangan denah rumah tipe 50/150 di Perumnas Minomartani dilandasi beberapa kebutuhan dasar hidup manusia seperti pergaulan sosial, privacy dan aktualisasi diri yang dalarn bahasa arsitekturalnya disebut sebagai pembentukan ruang persahabatan, ruang pribadi dan status pribadi. Pelaksanaan pengernbangan denah rumah ini mempunyai empat cara yaitu : pengernbangan kwalitas rumah, mengganti bahan bangunan dan atau memperbaiki rnutu pengerjaannya. Kedua pengembangan komponen ruang yang ada yaitu pengges.<. eran, pembongkaran atau penambahan dinding. Subtitusi ruang adalah cara pengembangan ketiga yaitu menyusun kembali organisasi ruang denah lama dengan mensubtitusi- kan fungsi lama yang sudah tertentu ke fungsi baru yang sesuai dengan kebutuhan tanpa merubah struktur bangunan. Keempat menambah ruang, yaitu penambahan ruang-ruang baru di luar bangunan yang telah ada . Dalam pervujudannya pengembangan denah rumah tipe ini ditemukan empat pola tetap. Pertama adalah pola arah pengembangan ada dua arah vertikal dan horizontal. Pen- gembangan horizontal lebih banyak dilakukan dengan arah ke samping, muka dan belakang, arak pengembangan ini banyak dilakukan karena biaya lebih murah dan pekerjaan konstruksinya lebih sederhana. Pola yang kedua adalah luas area pengembangan. Dengan mengambil patokan prosenĀ­ tase luas lahan terdapat keseimbangan jumlah antara yang mengembangkan 25 %> luas lahan dan 45 %> luas lahan. Luas pengembangan ini ternyata sudah melebihi batas standar luas bangunan 60 % dari lahan. Pola pengembangan Fungsi merupakan pola ketiga yang dimaksud di sini adalah ruang-ruang untuk fungsi apa saja yang dikembangkan ada delapan fungsi yang teramati. Dari analisis disimpulkan bahwa pengembangan fungsi ini terjadi karena standar fungsi yang telah ada pada bangunan awal dianggap tidak memenuhi kebutuhan. Kedua adanya kebutuhan akan fungsi tertentu yang memang belum tersedia pada bangunan awal. Pola yang keempat atau terakh ir Pola sirkulasi, pola sirkulasi yang terbentuk cenderung monotone yaitu sirku- lasi liniair dengan membentuk huruf U. Pola monotone ini terjadi karena dua alasan sempitnya bangunan dan ruang huninya sehingga pola sirkulasi inilah satu-satunya yang effektif. Alasan kedua adalah karena keawaman pemilik rumah terhadap prinsip-prinsip rancangan arsitektur interior sehingga pola yang tercipta adalah pola yang tanpa variasi.