Bentuk dan Fungsi Kelentangan dalam Upacara Belian Sentiu Pada Suku Dayak Benuaq Tanjung Isuy Kutai Barat Kalimatan Timur

Main Author: Eli Irawati, 19801106 200604 2 001
Format: Monograph NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: Lembaga Penelitian Institut Seni Indonesia Yogyakarta , 2014
Subjects:
Online Access: http://digilib.isi.ac.id/2812/1/BAB%201.pdf
http://digilib.isi.ac.id/2812/2/BAB%202.pdf
http://digilib.isi.ac.id/2812/3/BAB%203.pdf
http://digilib.isi.ac.id/2812/4/BAB%204.pdf
http://digilib.isi.ac.id/2812/
http://lib.isi.ac.id
Daftar Isi:
  • Kelentangan adalah musik yang digunakan dalam prosesi upacara Belian sentiu yaitu salah satu upacara ritual masyarakat dayak Benuaq untuk mengobati orang sakit. Upacara ini tidak bisa dilaksanakan apabila musik kelentangan tidak dihadirkan. Kelentangan sendiri memiliki dua pengertian baik sebagai instrumen maupun sebagai sebuah ansambel. Pelaksanaan upacara Belian Sentiu dipimpin oleh dukun belian atau Pemeliatn. Sistem pengobatan ini dilakukan oleh masyarakat Dayak Benuaq Tanjung Isuy secara turun temurun, karena mereka masih percaya dengan adanya penguasa atas yang disebut Lahtala. Penguasa atas ini dilambangkan sebagai burung Enggang dan penguasa bawah dilambangkan sebagai Naga. Bentuk penyajian musik kelentangan dalam upacara Belian Sentiu sangat tergantung pada prosesi yang dilakukan pemeliatn, seperti adanya tahapan persiapan, tahapan pelaksanaan prosesi penyembuhan, tahapan penutupan dan juga menjalankan pantangan dalam upacara Belian Sentiu. Eksistensi musik Kelentangan tidak terlepas pada fungsinya dalam upacara Belian Sentiu. Fungsi musik tersebut terbagi menjadi dua yaitu fungsi primer dimana musik sebagai sarana ritual dan persembahan simbolis, serta fungsi sekunder dimana musik sebagai media komunikasi masa, sebagai integritas kemasyarakatan, sebagai respon fisik, sebagai kepuasan estetis dan sebagai sarana terapi.