Studi Penerapan Dan Makna Ragam Hias Pada Kelenteng Tjen Ling Kiong Poncowinatan Yogyakarta

Main Author: Ahmad Zaenuri, 9710909023
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2006
Subjects:
Online Access: http://digilib.isi.ac.id/237/1/36-1.pdf
http://digilib.isi.ac.id/237/2/36-2.pdf
http://digilib.isi.ac.id/237/3/36-3.pdf
http://digilib.isi.ac.id/237/4/36-4.pdf
http://digilib.isi.ac.id/237/5/36-5.pdf
http://digilib.isi.ac.id/237/6/36-lampiran.pdf
http://digilib.isi.ac.id/237/
Daftar Isi:
  • Kelenteng merupakan sebuah bangunan tempat suci yang didalamnya terdapat hal-hal yang bersifat suci dan sakral, sehingga tidak boleh dibuat sembarangan. Kelenteng juga dikenal sebagai tempat ibadah ‘Tri Darma’ yang didalarnnya terkandung tiga ajaran pokok yakni : Djie (Confusionisme) Dao(Taozsme) dan Seek (Buddha). Ketiga ajaran tersebut nyata terlihat dalam salah satu tempat kelenteng Yogyakarta, yakni kelenteng Tjen Ling Kiong Poncowinatan. Kelenteng yang didilikan tahun 1881, semasa Sri Sultan Harnengku Buwono ke-VI dan atas kernauan masyarakat sekitar komplek kelenteng. Bentuk sik bangunan maupun interior tidak banyak mangalami perubahan, inilah yang rnenjadi salah satu daya tarik dari kelenteng selain bentuk interior yang terllhat besar dlkarenakan banyak digunakan sebagai tempat altar dewa. Penerapan ragam hias yang digunakan dalarn interior kelenteng Tjen Ling Kiong tentu tidak hanya mempunyai nilai keindahan namun juga mempunyai nilai atau makna yang terkandung didalamnya. Penerapan ragam hias pada interior kelenteng juga rnerupakaan penjabaran atau pengejawantahan dari ajaran-ajaran