Padanan Kata Asing-Indonesia Dalam Bidang Seni

Main Author: Zulisih Maryani, -
Format: Book PeerReviewed
Bahasa: eng
Terbitan: BP ISI Yogyakarta , 2017
Subjects:
Online Access: http://digilib.isi.ac.id/2261/1/Pages%20from%20Padanan%20Kata.pdf
http://digilib.isi.ac.id/2261/2/Padanan%20Kata.pdf
http://digilib.isi.ac.id/2261/
http://lib.isi.ac.id
Daftar Isi:
  • Padanan kata asing-Indonesia di bidang seni adalah kata atau frasa dalam bahasa asing yang memiliki kesejajaran makna dengan kata atau frasa dalam bahasa Indonesia di bidang seni. Kata asing yang dimaksudkan adalah unsur-unsur yang berasal dari bahasa asing yang masih dipertahankan bentuk aslinya karena belum menyatu dengan bahasa Indonesia. Pemadanan kata asing-Indonesia di bidang seni memerlukan penyerapan, yaitu proses pengambilan kosakata dari bahasa asing, baik bahasa asing Eropa (seperti bahasa Belanda, bahasa Inggris, bahasa Portugal), maupun bahasa asing Asia (seperti bahasa Arab, bahasa Parsi, bahasa Sansekerta, bahasa Cina). Termasuk dari bahasabahasa Nusantara (seperti bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Minang, bahasa Bali. Dalam buku ini dipaparkan tabel daftar padanan kata asing-Indonesia di bidang seni. Cara menyerap kata dan istilah asing ke bahasa Indonesia dalam bidang seni: (1) kata dan istilah asing dapat diserap melalui penerjemahan, misalnya pemeranan; akting dari acting; daerah pemeranan dari acting area; pelancipan dari streamlining; seni jalanan dari street art; lensa sudut lebar dari wide-angle lens; dan cahaya jendela dari window light dan (2) kata dan istilah asing juga dapat diserap melalui penyesuaian ejaan. Penyesuaian ejaan itu dilakukan dengan mengutamakan bentuk tulisannya tanpa mengabaikan lafalnya, misalnya teater epik dari epic theatre; epilog dari epilogue; kanvas dari canvas; kroma dari chroma; foto makro dari macro photo; dan fotografi makro dari macro photography. Alasan rendahnya frekuensi penggunaan kata dan istilah Indonesia dalam bidang seni berkaitan dengan alasan pemakaian unsur-unsur bahasa asing, yaitu: (1) kehematan, kemudahan, dan kesingkatan; (2) dorongan gengsi; (3) memenuhi kebutuhan register tertentu; dan (4) nuansa makna.