Strukturalisme dan estetika sulukan wayang kulit purwa pewayangan gaya Yogyakarta
Main Author: | Kasidi Hadiprayitno, NIP. |
---|---|
Format: | Book PeerReviewed |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
BP ISI Yogyakarta
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://digilib.isi.ac.id/1685/1/up%20PENERBITAN%20BUKU%20STRUKTURALISME.pdf http://digilib.isi.ac.id/1685/2/oke%20PENERBITAN%20BUKU%20STRUKTURALISME.pdf http://digilib.isi.ac.id/1685/ http://lib.isi.acid |
ctrlnum |
1685 |
---|---|
fullrecord |
<?xml version="1.0"?>
<dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://digilib.isi.ac.id/1685/</relation><title>Strukturalisme dan estetika sulukan wayang kulit purwa pewayangan gaya Yogyakarta</title><creator>Kasidi Hadiprayitno, NIP.</creator><subject>Karya Dosen</subject><subject>Pedalangan</subject><description>Tujuan teoritis penulisan ini, adalah ingin mengkaji struktur sulukan wayang kulit
purwa gaya Yogyakarta atau tradisi Yogyakarta dari aspek estetika. Oleh sebab itu kajian
ditekankan pada pandangan teoritis berdasarkan kajian empirik pragmatis para dalang
gaya Yogyakarta. Kemudian dari dasar pemikian itu dikembangkan dalam konsep
pemikiran estetik tradisional Jawa, khususnya adalah dalam sulukan wayang kulit purwa
tradisi Yogyakarta. Keindahan sulukan dapat dilihat dari segi bentuk serta isi sulukan
wayang, komposisi syair sulukan, penciptaan sulukan wayang dan variasi komposisi
sulukan. Pembahasan dari struktural menjadi pembicaaraan yang cukup penting guna
mengetahui jenis serta penggolongan sulukan wayang serta persebarannya di wilayah
budaya wayang tradisiYogyakarta. Data yang dipergunakan sebagai objek kajian,
diperoleh berdasarkan pita kaset rekaman pertunjukan wayang kulit purwa tradisi
pewayangan Yogyakarta, terdiri atas para dalang ternama yang pernah dipentaskan secara
live di radio swasta niaga PT Radio Mataram Buana Swara (MBS) di Tegalgendu, Kota
Gede Yogyakarta. Kemudian koleksi rekaman tersebut menjadi sumber data primer dalam
melakukan penelitian. Adapun dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan,
bahwa dalang-dalang gaya Yogyakarta memiliki kesamaan bentuk dalam penyajian
sulukan terutama yang berkaitan dengan suluk-suluk pokok, misalnya sulukan-sulukan
bentuk lagon wetah. Di samping itu dari hasil pengelompokan dalang diperoleh hasil
bahwa dalang senior dan terkenal banyak menjadi kiblat dalang-dalang di wilayahnya.
Transformasi pewayangannya diperoleh secara tradisional yaitu secara lisan dan dengan
model nyantrik. Akibatnya sulukan pewayangan gaya Yogyakarta ditandai pula dengan
munculnya variasi penyajian sulukan wayang oleh dalang. Di samping itu, pengaruh
kemajuan teknologi moderen berpengaruh pula pada cara pembelajaran dalang muda yaitu
melalui pita kaset rekaman, sehingga dalang dari wilayah tertentu gaya pewayangannya
meniru dalang dari gaya daerah lain. Sulukan wayang dibawakan oleh dalang didasarkan
pada pola pembagian pathet sebagaimana pembabakan lakon wayang. Sulukan
dinyanyikan dalang berfungsi sebagai tanda perpindahan pathet, pemberi tanda kepada
pengrawit untuk memainkan gending iringan tertentu, dan sulukan juga berfungsi sebagai
tanda penekanan terhadap adegan yang dibangun oleh dalang dalam pakelirannya. Dari
analisis bentuk dan formula sulukan diketahui bahwa sulukan wayang berpijak pada
komposisi syair tembang, komposisi, penciptaan komposisi sulukan wayang, dan variasi
sulukan wayang.</description><publisher>BP ISI Yogyakarta</publisher><date>2011-11-13</date><type>Book:Book</type><type>PeerReview:PeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://digilib.isi.ac.id/1685/1/up%20PENERBITAN%20BUKU%20STRUKTURALISME.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://digilib.isi.ac.id/1685/2/oke%20PENERBITAN%20BUKU%20STRUKTURALISME.pdf</identifier><identifier> Kasidi Hadiprayitno, NIP. (2011) Strukturalisme dan estetika sulukan wayang kulit purwa pewayangan gaya Yogyakarta. BP ISI Yogyakarta, Yogyakarta. </identifier><relation>http://lib.isi.acid</relation><recordID>1685</recordID></dc>
|
language |
eng |
format |
Book:Book Book PeerReview:PeerReviewed PeerReview |
author |
Kasidi Hadiprayitno, NIP. |
title |
Strukturalisme dan estetika sulukan wayang kulit purwa pewayangan gaya Yogyakarta |
publisher |
BP ISI Yogyakarta |
publishDate |
2011 |
topic |
Karya Dosen Pedalangan |
url |
http://digilib.isi.ac.id/1685/1/up%20PENERBITAN%20BUKU%20STRUKTURALISME.pdf http://digilib.isi.ac.id/1685/2/oke%20PENERBITAN%20BUKU%20STRUKTURALISME.pdf http://digilib.isi.ac.id/1685/ http://lib.isi.acid |
contents |
Tujuan teoritis penulisan ini, adalah ingin mengkaji struktur sulukan wayang kulit
purwa gaya Yogyakarta atau tradisi Yogyakarta dari aspek estetika. Oleh sebab itu kajian
ditekankan pada pandangan teoritis berdasarkan kajian empirik pragmatis para dalang
gaya Yogyakarta. Kemudian dari dasar pemikian itu dikembangkan dalam konsep
pemikiran estetik tradisional Jawa, khususnya adalah dalam sulukan wayang kulit purwa
tradisi Yogyakarta. Keindahan sulukan dapat dilihat dari segi bentuk serta isi sulukan
wayang, komposisi syair sulukan, penciptaan sulukan wayang dan variasi komposisi
sulukan. Pembahasan dari struktural menjadi pembicaaraan yang cukup penting guna
mengetahui jenis serta penggolongan sulukan wayang serta persebarannya di wilayah
budaya wayang tradisiYogyakarta. Data yang dipergunakan sebagai objek kajian,
diperoleh berdasarkan pita kaset rekaman pertunjukan wayang kulit purwa tradisi
pewayangan Yogyakarta, terdiri atas para dalang ternama yang pernah dipentaskan secara
live di radio swasta niaga PT Radio Mataram Buana Swara (MBS) di Tegalgendu, Kota
Gede Yogyakarta. Kemudian koleksi rekaman tersebut menjadi sumber data primer dalam
melakukan penelitian. Adapun dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan,
bahwa dalang-dalang gaya Yogyakarta memiliki kesamaan bentuk dalam penyajian
sulukan terutama yang berkaitan dengan suluk-suluk pokok, misalnya sulukan-sulukan
bentuk lagon wetah. Di samping itu dari hasil pengelompokan dalang diperoleh hasil
bahwa dalang senior dan terkenal banyak menjadi kiblat dalang-dalang di wilayahnya.
Transformasi pewayangannya diperoleh secara tradisional yaitu secara lisan dan dengan
model nyantrik. Akibatnya sulukan pewayangan gaya Yogyakarta ditandai pula dengan
munculnya variasi penyajian sulukan wayang oleh dalang. Di samping itu, pengaruh
kemajuan teknologi moderen berpengaruh pula pada cara pembelajaran dalang muda yaitu
melalui pita kaset rekaman, sehingga dalang dari wilayah tertentu gaya pewayangannya
meniru dalang dari gaya daerah lain. Sulukan wayang dibawakan oleh dalang didasarkan
pada pola pembagian pathet sebagaimana pembabakan lakon wayang. Sulukan
dinyanyikan dalang berfungsi sebagai tanda perpindahan pathet, pemberi tanda kepada
pengrawit untuk memainkan gending iringan tertentu, dan sulukan juga berfungsi sebagai
tanda penekanan terhadap adegan yang dibangun oleh dalang dalam pakelirannya. Dari
analisis bentuk dan formula sulukan diketahui bahwa sulukan wayang berpijak pada
komposisi syair tembang, komposisi, penciptaan komposisi sulukan wayang, dan variasi
sulukan wayang. |
id |
IOS2705.1685 |
institution |
Institut Seni Indonesia Yogyakarta |
institution_id |
84 |
institution_type |
library:university library |
library |
Perpustakaan Institut Seni Indonesia Yogyakarta |
library_id |
99 |
collection |
Institutional Repository Institut Seni Indonesia Yogyakarta |
repository_id |
2705 |
subject_area |
Arts/Seni, Kesenian Culture and Institutions/Kultur, Ilmu Budaya, Kebudayaan dan Lembaga-lembaga, Institusi Tata Kelola Seni Pengkajian Seni |
city |
KOTA YOGYAKARTA |
province |
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA |
repoId |
IOS2705 |
first_indexed |
2017-07-10T07:11:11Z |
last_indexed |
2021-09-14T08:28:54Z |
recordtype |
dc |
_version_ |
1765778010144768000 |
score |
17.538404 |