Daftar Isi:
  • Musik Odrot merupakan seni musik yang terdapat di kabupaten Ponorogo, yang sudah ada pada akhir penjajahan Belanda di Indonesia, namun perkembangannya dimulai sejak tahun 1958. Sejak itu berdirilah beberapa kelompok Musik Odrot, namun yang bertahan hingga kini adalak kelompok Musik Odrot Kelana Ria. Meskipun ada kelompok yang lain yang juga mengelola Musik Odrot, namun pemainnya mengundang pemain yang ada di kelompok Kelana Ria. Musik Odrot adalah sebuah ansambel musik yang terdiri dari instrumen terompet, euphonium 1, euphonium 2, flugel , sousaphone (yang oleh pemain Musik Odrot disebut dengan piston, tenor 1, tenor 2, kaltu, bass), tambur, kendang ciblon, ketipung dangdut, jidor dan cer, keyboard, dan bass elektrik. Musik Odrot pada awalnya membawakan lagu-lagu dakwah yang bernafaskan Islam. Akan tetapi Musik Odrot pun berkembang sesuai dengan perkembangan zaman sehingga lagu-lagunya tidak terbatas pada lagu-lagu dakwah namun disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat pendukungnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara detail bentuk penyajian Musik Odrot serta menjelaskan fungsinya dalam masyarakat.Ansambel Musik Odrot dibedakan dengan istilah tradisional dan moderen: disebut tradisonal karena instrumen yang digunakan adalah piston, tenor 1, tenor 2, kaltu, bass, tambur, kendang ciblon, ketipung dangdut, jidor dan cer; disebut moderen adalah karena ditambah dengan instrumen keyboard dan bass elektrik. Apabila ansambel Musik Odrot membawakan lagu-lagu langgam, maka instrumen ynga digunakan adalah kendang ciblon, sedangkan lagu-lagu dangdut diiringi dengan ketipung dangdut. Ada sebuah lagu pokok yang (bilamana tidak dalam keadaan khusus) selalu dimainkan yaitu lagu Ponoragan Kebo Giro. Lagu ini selanjutnya menjadi ciri khas Musik Odrot. Lagu Ponoragan Kebo Giro terdiri dari 8 (delapan) birama yang dimainkan secara berulang-ulang sesuai dengan aba-aba terompet. Lagu ini dibawakan dengan irama mars dan dengan Musik Odrot tradisional. Fungsi utama Musik Odrot adalah sebagai hiburan di samping fungsi yang lain sebagai presentasi estetis, respon fisik, identitas budaya lokal, sarana pendidikan informal, media propaganda, kesinambungan budaya, sarana komunikasi, dan pengintegrasian masyarakat.