Daftar Isi:
  • Negara Indonesia memiliki angka kematian neonatal yaitu sebesar 25 per-1000 kelahiran hidup dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) sebagai penyebab utamanya. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir cukup bulan yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram. Prevalensi bayi berat lahir rendah diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dan banyak terjadi di negara-negara berkembang. Indonesia menempati urutan ketiga tertinggi di dunia setelah Afrika Selatan dan India. Angka kejadian BBLR di Jawa Timur terdapat peningkatan yaitu 10% pada tahun 2010 menjadi 11% pada tahun 2013. Ketuban Pecah Dini (KPD) merupakan komplikasi langsung dalam kehamilan yang mengganggu kesehatan ibu dan juga pertumbuhan janin dalam kandungan sehingga meningkatkan risiko kelahiran BBLR. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan Bayi Berat Lahir Rendah dengan Ketuban Pecah Dini. Penelitian ini merupakan observasional analitik menggunakan rancangan case control, dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling pada sampel kasus (BBLR) maupun sampel kontrol (tidak BBLR) periode 2015 yaitu 437 data bayi yang dilahirkan cukup bulan dan tidak gemeli. Data dinalisis dengan menggunakan program SPSS menggunakan uji koefisien kontingensi. Hasil Penelitian ini adalah terdapat hubungan antara BBLR dengan KPD didapatkan nilai p=0,009 (p<0,05) dan nilai koefisien korelasi sebesar 0,146 yang berarti kekuatan korelasi sangat lemah. Hasil ini memberi kontribusi kepada masyarakat agar mengerti akan pentingnya mencegah kejadian bayi berat lahir rendah dengan harapan angka kematian neonatus dapat berkurang.