Gambaran pola asuh orangtua pada anak dengan penyakit jantung bawaan asianotik terhadap perkembangan motorik di Rumah Sakit PHC Surabaya
Main Author: | Anggoro, Ivan Septian |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.wima.ac.id/9349/55/ABSTRAK%20Ivan.pdf http://repository.wima.ac.id/9349/5/BAB%201.pdf http://repository.wima.ac.id/9349/6/BAB%202.pdf http://repository.wima.ac.id/9349/1/BAB%203.pdf http://repository.wima.ac.id/9349/39/BAB%204.pdf http://repository.wima.ac.id/9349/3/BAB%205.pdf http://repository.wima.ac.id/9349/4/BAB%206.pdf http://repository.wima.ac.id/9349/38/Lampiran.pdf http://repository.wima.ac.id/9349/ |
Daftar Isi:
- Penyakit jantung bawaan merupakan kelainan morfologi dan fisiologi jantung serta pembuluh darah besar beserta cabang-cabangnya yang ditemukan pada saat lahir. Pada bayi dan anak dengan penyakit jantung bawaan, mempunyai resiko untuk mengalami ketidakseimbangan energi oleh karena pada anak dengan penyakit jantung bawaan terjadi peningkatan pemakaian energi dan masukkan nutrisi yang tidak seimbang. Ketidakseimbangan energi ini, mengakibatkan terjadinya malnutrisi, yang selanjutnya akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan, gangguan kemampuan kognitif dan gangguan perkembangan motorik. Faktor lain yang dapat mempengaruhi perkembangan motorik adalah pola asuh orangtua. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran perkembangan motorik anak pada kasus gangguan penyakit jantung bawaan asianotik terhadap berbagai pola asuh orangtua terhadap anak. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan kuesioner. Sebanyak 32 responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pasien penyakit jantung bawaan asianotik dengan usia 2 – 6 tahun beserta dengan orangtuanya yang mengasuh yang berobat rawat jalan ke poli anak Rumah Sakit PHC Surabaya pada bulan Juli – September 2016 yang dipilih dengan metode consecutive sampling. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil pada penelitian ini adalah perkembangan motorik halus pada pola asuh otoriatif yang dicurigai terlambat sebanyak 6 orang (26,1%) dan yang normal sebanyak 17 orang (73,9%), sedangkan pada pola asuh permisif yang dicurigai terlambat sebanyak 4 orang (44,4%) dan yang normal sebanyak 5 orang (55,6%). Pada perkembangan motorik kasar, pola asuh otoriatif yang dicurigai terlambat sebanyak 12 orang (52,1%) dan yang normal sebanyak 11 orang, sedangkan pada pola asuh permisif yang dicurigai terlambat sebanyak 7 orang (77,8%) dan yang normal sebanyak 2 orang (22,2%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pola asuh otoriatif merupakan pola asuh yang baik untuk diterapkan dalam perkembangan motorik baik motorik halus maupun motorik kasar dibandingkan dengan pola asuh permisif.