Daftar Isi:
  • Cinta dan seksual merupakan salah satu permasalahan yang terpenting yang dialami oleh remaja saat ini. Tidak jarang masa depan mereka hancur karena cinta dan seks. Namun, saat ini perilaku seksual yang dilakukan oleh remaja, masih dianggap tabu oleh masyarakat Indonesia. Masyarakat masih berpegang teguh pada norma-norma agama yang melarang perilaku seksual diluar pernikahan. Oleh sebab itu, perilaku asertif sangat penting dimiliki oleh remaja. Karena dengan adanya perilaku asertif, remaja dapat membela hak diri sendiri dengan mengungkapkan perasaan dan keyakinan secara terbuka, langsung, jujur, dan tepat tanpa melanggar hak orang lain. Keyakinan dalam berperilaku asertif juga dapat berlandaskan dari kereligiusitasan seseorang dalam mengikuti ajaran agamanya.Subjek penelitian ini adalah 75 subjek dari mahasiswa widya mandala yang pernah atau sedang berpacaran. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah insidental sampling. Pengumpulan data menggunakan skala religiusitas dan skala perilaku asertif yang kemudian diolah dengan SPSS for Windows versi 16.0. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik korelasi product moment.Hasil analisis menunjukan koefisiensi sebesar 0,440 dengan sig = 0,000 (sig< 0,05) yang berarti ada hubungan positif antara religiositas dengan perilaku asertif terhadap perilaku seksual pranikah remaja. Semakin tinggi religiositas seseorang maka semakin tinggi juga tingkat perilaku asertif seseorang. Sebaliknya, semakin rendah religiositas seseorang maka semakin rendah juga tingkat perilaku asertif seseorang. Sumbangan efektif religiositas terhadap perilaku asertif sebesar 19,36%, sehingga masih ada 80,64% faktor lain lagi yang dapat mempengaruhi perilaku asertif seseorang.