Daftar Isi:
  • Beluntas (Pluchea indica Less) merupakan tanaman herba yang telah dikenal dan dimanfaatkan sebagai obat tradisional oleh masyarakat Indonesia. Berdasarkan penelitian terdahulu didapatkan proporsi bubuk daun beluntas dengan teh hitam yang terbaik sebesar 25:75% (b/b). Namun, masih ditemukan kendala yaitu sifat organoleptik (aroma dan rasa) yang kurang diminati oleh konsumen dan menurunnya total fenol, flavonoid, kemampuan menangkal radikal bebas, serta kemampuan mereduksi ion besi. Salah satu solusi yang diambil untuk mengatasi kendala tersebut adalah penambahan madu sebagai bahan pemanis dan antioksidan alami. Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi madu terhadap sifat fisikokimia dan sifat organoleptik dalam pembuatan minuman beluntas teh hitam proporsi 25:75% (b/b). Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK). Faktor yang diteliti adalah konsentrasi madu yang ditambahkan sebesar P1, P2, P3, P4, P5, dan P6. Setiap perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak empat kali. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi madu memberikan pengaruh nyata pada sifat fisikokimia (warna, pH, total asam, dan kekeruhan), dan sifat organoleptik (warna, aroma, rasa) minuman beluntas teh hitam madu. Nilai kekeruhan berkisar antara 6,31-20,14 NTU, nilai pH berkisar antara 6,65-6,96, nilai total asam berkisar antara 0,0040-0,0177 mg ekuivalen asam glukonat/100 mL seduhan, nilai hue angle berkisar antara 25,49-54,76; dan nilai chroma berkisar antara 2,19-2,63. Konsentrasi madu yang tepat untuk mendapatkan perlakuan terbaik adalah P6 dengan nilai rata-rata kesukaan warna sebesar 7,14; aroma 6,59; rasa 7,35; nilai kekeruhan sebesar 18,04 NTU; nilai pH 6,65; nilai total asam sebesar 0,0177 mg GAE/100 mL; nilai hue angle sebesar 25,49; dan nilai chroma sebesar 2,63.