Hubungan mobilitas fungsional dengan kualitas hidup lansia di Paguyuban Lansia Bapa Abraham Paroki Gembala Yang Baik Surabaya
Main Author: | Melina, . |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.wima.ac.id/5148/2/Abstrak.pdf http://repository.wima.ac.id/5148/1/BAB%201.pdf http://repository.wima.ac.id/5148/3/BAB%202.pdf http://repository.wima.ac.id/5148/45/BAB%203.pdf http://repository.wima.ac.id/5148/5/BAB%204.pdf http://repository.wima.ac.id/5148/6/BAB%205.pdf http://repository.wima.ac.id/5148/7/BAB%206.pdf http://repository.wima.ac.id/5148/8/Lampiran.pdf http://repository.wima.ac.id/5148/ |
Daftar Isi:
- Mobilitas adalah dasar dari penuaan aktif, menyatakan hubungan dengan status kesehatan dan kualitas hidup. Tes duduk ke berdiri dapat dilakukan dengan Five Times Sit to Stand Test (FTSST). Waktu duduk ke berdiri yang lambat menunjukan prediksi disabilitas dan penurunan instrumental aktivitas sehari-hari. Timed Up and Go Test (TUG Test) dapat membedakan antara individu dengan independen bebas, dibandingkan dengan subjek sangat tergantung yang tidak dapat berpindah dari kursi. Pembatasan pergerakan berkaitan erat dengan disabilitas dan peningkatan dependensi, membatasi aktivitas, partisipasi sosial, menyebabkan isolasi diri, cemas, depresi, dan berperan dalam penurunan keseluruhan kualitas hidup. Kemampuan cross-cultural dari instrumen World Health Organization Quality of Life (WHOQoL)-BREF merupakan suatu keunggulan dan mendukung premis yang menyatakan instrumen ini dapat digunakan sebagai alat screening. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan mobilitas fungsional yang diukur dengan FTSST dan TUG Test dengan kualitas hidup lansia yang diukur dengan WHOQoL-BREF. Peneltian ini merupakan penelitian analitik observasional menggunakan rancangan cross-sectional dengan 55 Subjek Penelitian di Paguyuban Lansia Bapa Abraham Paroki Gembala Yang Baik Surabaya. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan sampel yang termasuk dalam kriteria inklusi. Hasil penelitian ini, 60% lansia memiliki nilai FTSST kurang dari 12 detik yang berarti tidak beresiko jatuh dan 64,6% nilai TUG Test kurang dari 10 detik yang termasuk klasifikasi sangat mandiri. Rerata nilai konversi tertinggi dari keempat domain kualitas hidup WHOQoL-BREF adalah domain lingkungan namun belum dapat ditentukan bahwa kualitas hidup pada domain lingkungan lebih baik daripada domain lainnya. Hasil penelitian yang menggunakan uji Spearman tidak didapatkan adanya hubungan antara FTSST dan TUG Test dengan keempat domain WHOQoL-BREF, namun didapatkan korelasi yang kuat (r = 0,627; p < 0,001) antara FTSST dengan TUG Test. Pada penelitian ini dilakukan juga analisis FTSST, TUG Test, dan WHOQoL-BREF berdasarkan usia dan jenis kelamin.