Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan berobat penderita TB Paru di Rumah Sakit Paru Surabaya
Main Author: | Sakanthi, Cintya Galuh |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.wima.ac.id/5111/49/ABSTRAK.pdf http://repository.wima.ac.id/5111/2/BAB%201.pdf http://repository.wima.ac.id/5111/3/BAB%202.pdf http://repository.wima.ac.id/5111/4/BAB%203.pdf http://repository.wima.ac.id/5111/5/BAB%204.pdf http://repository.wima.ac.id/5111/6/BAB%205.pdf http://repository.wima.ac.id/5111/55/Bab%206.pdf http://repository.wima.ac.id/5111/8/LAMPIRAN.pdf http://repository.wima.ac.id/5111/ |
Daftar Isi:
- Indonesia masuk dalam ranking 5 negara dengan beban Tuberkulosis (TB) tertinggi di dunia. Dalam penanggulangan TB, WHO (World Health Organization) telah merekomendasikan strategi Directly Observed Treatment Short Course (DOTS). Penderita TB agar dapat sembuh diperlukan kepatuhan dalam pengobatan selama minimal 6 bulan. Agar penderita TB dapat patuh dalam berobat ada banyak faktor yang mempengaruhi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepatuhan berobat pada penderita TB di Rumah Sakit Paru Surabaya. Faktor yang diteliti meliputi: jenis kelamin, umur, pekerjaan, pendapatan, pendidikan, jarak, kendaraan yang digunakan untuk datang ke rumah sakit, lama berobat di rumah sakit, pengetahuan, peran petugas dan peran keluarga/PMO. Dalam penelitian ini melibatkan 60 responden. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional yang bersifat deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 80% responden telah patuh terhadap pengobatan. Faktor yang paling mempengaruhi kepatuhan berobat responden di Rumah Sakit Paru Surabaua adalah motivasi untuk sembuh.