Efek senyawa asam 2-(3-(klorometil)benzoiloksi)benzoat terhadap aktivitas dan indeks organ tikus wistar jantan sebagai pelengkap uji toksisitas subkronis

Main Author: Pradipta, I Putu Wahyu
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.wima.ac.id/4964/1/ABSTRAK.pdf
http://repository.wima.ac.id/4964/2/BAB%20I.pdf
http://repository.wima.ac.id/4964/3/BAB%20II.pdf
http://repository.wima.ac.id/4964/4/BAB%20III.pdf
http://repository.wima.ac.id/4964/5/BAB%20IV.pdf
http://repository.wima.ac.id/4964/6/BAB%20V.pdf
http://repository.wima.ac.id/4964/37/LAMPIRAN%20.pdf
http://repository.wima.ac.id/4964/
Daftar Isi:
  • Asam salisilat memiliki aktivitas analgesik, namun memiliki efek toksik pada organ lambung jika diberikan dalam waktu lama sehingga dilakukan modifikasi pada strukturnya menjadi asam 2-(3-(klorometil)benzoiloksi)benzoat yang memiliki Effective Dose50 (ED50) sebesar 14,05 mg/kgBB pada mencit dimana lebih baik dari obat analgesik yang umum digunakan pada masyarakat, yaitu asam asetilsalisilat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek toksik yang mungkin ditimbulkan dalam pemakaian waktu lama pada tikus. Penelitian ini menggunakan 28 ekor tikus Wistar jantan dengan bobot ± 200 g yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok uji dan kelompok satelit. Kelompok uji terdiri dari 4 grup, yaitu kontrol negatif, kontrol positif, dan 2 grup perlakuan sedangkan kelompok satelit terdiri dari 3 grup, yaitu kontrol positif (asam asetilsalisilat) dan 2 grup perlakuan. Dosis yang diberikan grup perlakuan adalah 45 mg/kgBB dan 90 mg/kgBB selama 28 hari, namun untuk kelompok satelit dilanjutkan lagi 14 hari tanpa pemberian senyawa uji. Hasil uji aktivitas menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara semua kelompok. Berdasarkan indeks organ terdapat perbedaan bermakna pada organ lambung antara grup dosis 90 mg/kgBB dengan grup satelit kontrol positif. Secara makroskopis terlihat senyawa uji menimbulkan tukak pada mukosa lambung, namun lebih rendah dibandingkan dengan kontrol positif dan terlihat juga setelah pemakaian obat dihentikan ada efek perbaikan dari organ hewan coba itu sendiri. Pemakaian senyawa asam 2-(3-(klorometil)benzoiloksi)benzoat memiliki efek toksik yang lebih rendah dibandingkan dengan asam asetilsalisilat.