Daftar Isi:
  • Meningkatnya jumlah penduduk berusia lanjut menyebabkan terjadinya peningkatan masalah kesehatan lansia sebagai akibat dari perubahan berbagai fungsi tubuh yang berhubungan dengan dengan diperlukannya kualitas hidup yang baik. Status nutrisi memiliki dampak utama terhadap timbulnya penyakit dan hendaya pada usia lanjut. Di sisi lain, konsep harapan hidup aktif (active life expectancy) yang menunjukkan kemampuan seseorang untuk melakukan aktifitas fungsional secara mandiri juga perlu untuk mendapatkan perhatian agar seorang lansia dapat berfungsi secara mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi yang diukur dengan MNA dan kemampuan mobilitas fungsional yang diketahui dengan melakukan TUG Test pada lansia di Griya Usia Lanjut St. Yosef Surabaya. Desain penelitian adalah analitik cross sectional. Jumlah subyek adalah sebanyak 56 orang dengan metode pengambilan sampel secara simple random sampling. Subyek yang berisiko malnutrisi adalah 62,5% dan 37,5% lainnya memiliki status gizi yang normal. Kemampuan mobilitas fungsional subyek di Griya Usia Lanjut St. Yosef Surabaya 6,25% subyek termasuk sangat mandiri, dan 58,33% subyek mandiri dalam mobilitas. Namun, sisanya memiliki ketergantungan berat dalam mobilitas. Hasil penelitian menunjukkan pentingnya penilaian MNA dan TUG Test mengingat masih banyaknya lansia yang berisiko malnutrisi dan memiliki ketergantungan dalam mobilitas. Uji korelasi Kendall Tau yang dilakukan didapatkan hasil korelasi negatif yang sangat rendah dan tidak signifikan antara MNA dan TUG Test (τ = -0,122; p=0,195), sehingga hubungan diabaikan, karena korelasi antara keduanya tidak signifikan. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi hubungan antara keduanya antara lain adalah motivasi yang sangat rendah, gangguan emosi dan kognisi, dan rasa takut jatuh yang besar.