Daftar Isi:
  • Pada penelitian terdahulu telah dilakukan sintesis asam 2-(3-(klorometil) benzoiloksi) benzoat yang berpotensi sebagai analgesik. Penelitian lanjutan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis besar dari senyawa tersebut terhadap gejala-gejala toksisitas akut pada perilaku, bobot badan, dan kerusakan organ tikus Rattus novergicus. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui harga LD50 dari senyawa asam 2-(3-(klorometil)benzoiloksi) benzoat pada tikus, serta senyawa asam asetilsalisilat sebagai pembanding. Senyawa diberikan secara peroral dengan dosis 2000 mg/kg BB. Uji skrining farmakologi hewan coba dilakukan pada menit ke-0, 30, 60, 240, 7 hari dan 14 hari setelah pemberian suspensi obat. Kemudian hewan coba dipelihara selama 14 hari dengan diamati perubahan bobot badan tiap minggunya. Pada hari ke-15 dilakukan pembedahan untuk diamati dan ditimbang bobot organ vital dari hewan coba. Hasil penelitian menunjukkan asam 2-(3-(klorometil)benzoiloksi) salisilat, dan asetosal memiliki LD50 oral lebih besar dari 2000 mg/kg BB tikus. Senyawa asam 2-(3-(klorometil)benzoiloksi) benzoat dan asam asetil salisilat memberikan gejala toksisitas berupa penipisan lambung. Hal tersebut menunjukkan bahwa asam 2-(3-(klorometil)benzoiloksi) benzoat memiliki gejala-gejala toksisitas yang hampir sama dengan asam asetilsalisilat.