Uji toksisitas akut senyawa asam 2-(3- (Klorometil)benzoiloksi) benzoat pada tikus putih jantan (Rattus novergicus)
Main Author: | Santoso, Raymond |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.wima.ac.id/4853/1/ABSTRAK.pdf http://repository.wima.ac.id/4853/2/BAB%201.pdf http://repository.wima.ac.id/4853/3/BAB%202.pdf http://repository.wima.ac.id/4853/4/BAB%203.pdf http://repository.wima.ac.id/4853/5/BAB%204.pdf http://repository.wima.ac.id/4853/6/BAB%205.pdf http://repository.wima.ac.id/4853/7/LAMPIRAN.pdf http://repository.wima.ac.id/4853/ |
Daftar Isi:
- Pada penelitian terdahulu telah dilakukan sintesis asam 2-(3-(klorometil) benzoiloksi) benzoat yang berpotensi sebagai analgesik. Penelitian lanjutan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis besar dari senyawa tersebut terhadap gejala-gejala toksisitas akut pada perilaku, bobot badan, dan kerusakan organ tikus Rattus novergicus. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui harga LD50 dari senyawa asam 2-(3-(klorometil)benzoiloksi) benzoat pada tikus, serta senyawa asam asetilsalisilat sebagai pembanding. Senyawa diberikan secara peroral dengan dosis 2000 mg/kg BB. Uji skrining farmakologi hewan coba dilakukan pada menit ke-0, 30, 60, 240, 7 hari dan 14 hari setelah pemberian suspensi obat. Kemudian hewan coba dipelihara selama 14 hari dengan diamati perubahan bobot badan tiap minggunya. Pada hari ke-15 dilakukan pembedahan untuk diamati dan ditimbang bobot organ vital dari hewan coba. Hasil penelitian menunjukkan asam 2-(3-(klorometil)benzoiloksi) salisilat, dan asetosal memiliki LD50 oral lebih besar dari 2000 mg/kg BB tikus. Senyawa asam 2-(3-(klorometil)benzoiloksi) benzoat dan asam asetil salisilat memberikan gejala toksisitas berupa penipisan lambung. Hal tersebut menunjukkan bahwa asam 2-(3-(klorometil)benzoiloksi) benzoat memiliki gejala-gejala toksisitas yang hampir sama dengan asam asetilsalisilat.