Hubungan antara tingkat depresi dengan tingkat kualitas hidup pada pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di RS PHC Surabaya
Daftar Isi:
- Latar belakang: Kualitas hidup menurut World Health Organization (WHO) dapat didefinisikan sebagai pemahaman individu perihal posisi mereka pada kehidupan dimana dalam konteks budaya dan sistem nilai mereka memiliki suatu tujuan, harapan dan standar dalam hidup. Dari data hasil riset kesehatan dasar pada tahun 2018 menunjukkan, adanya peningkatan prevalensi pasien penyakit ginjal kronis di Indonesia yang terjadi pada usia ≥ 15 tahun. Hasil dari penelitian terdahulu yang mengkaji depresi dengan kualitas hidup pasien PGK yang menjalani hemodialisis menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari hubungan antara tingkat depresi dengan tingkat kualitas hidup pasien PGK yang menjalani hemodialisis. Metode: Jenis penelitian yang digunakan yaitu menggunakan metode observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling. Responden yang memenuhi kriteria inklusi mengisi kuesioner Beck Depression Inventory II (BDI II) untuk mengukur tingkat depresi dan World Health Organization Quality of Life-Bref (WHOQOL_BREFF) untuk mengukur tingkat kualitas hidup. Analisis hipotesis penelitian menggunakan uji Spearman. Hasil: Dari 47 responden yang mengisi kuesioner terdiri atas 66% laki-laki dan 34% perempuan. Sebagian besar responden tidak depresi dan mempunyai kualitas hidup baik 55,3%. Uji korelasi Spearman menunjakkan signifikansi (p) sebesar 0,000 dengan koefisien korelasi (r) – 0,894. Simpulan: Terdapat hubungan antara tingkat depresi dengan tingkat kualitas hidup pada pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis.