Representasi resiliensi korban kekerasan seksual dalam film 27 Steps of May, Penyalin Cahaya dan Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak
Daftar Isi:
- Kekerasan seksual dapat terjadi karena masih adanya relasi kekuasaan dan sistem patriarki, yang akhirnya dapat mempengaruhi baik secara fisik maupun psikis para korban. Kemampuan resiliensi diperlukan agar korban dapat pulih dan kembali memaknai hidupnya. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif berjenis deskriptif serta metode analisis semiotika Roland Barthes, untuk mengetahui makna tanda dalam film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak, 27 Steps Of May, Penyalin Cahaya akan diketahui berkaitan dengan resiliensi korban dalam kehidupan sosial. Hasil penelitian dengan subjek ketiga film tersebut menemukan bahwa resiliensi dari korban kekerasan seksual yang digambarkan oleh para tokoh utama dari ketiga film tersebut digambarkan sebagai bentuk perlawanan perempuan sebagai korban dari kuasa patriarki pelaku tindakan kekerasan seksual. Hal ini ditunjukkan dengan kebangkitan, penerimaan diri, serta kegigihan dan perjuangan korban dalam memperoleh keadilan. Perempuan sebagai korban yang awalnya selalu digambarkan lemah sampai adanya perlawanan terhadap sistem patriarki dan kesenjangan kekuasaan yang ada. Perempuan sebagai korban dapat membela dan berjuang atas dirinya sendiri.