Penerimaan penonton mengenai maskulinitas perempuan dalam film "Kapan Kawin?"
Daftar Isi:
- Penelitian ini berfokus pada penerimaan khalayak terhadap pesan maskulinitas perempuan dalam film “Kapan Kawin?” peneliti melihat penggambaran perempuan dalam film “Kapan Kawin?” berebeda. Perempuan ditampilkan menjadi sosok yang dominan, tegas dan bekerja di ranah publik. Peneliti mewawancarai 4 informan yaitu 2 informan laki-laki dan 2 informan perempuan yang berusia 17- 45 tahun, memiliki latar belakang budaya, Pendidikan yang berbeda. Kriteria tersebut ditentukan oleh peneliti agar mendapatkan jawaban yang bervariasi berdasarkan field of experience dan frame of reference masing-masing dari informan. Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan metode reception analysis dari prespektif encoding-decoding milik Stuart Hall dan menggunakan wawancara in depth interview. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah informan laki-laki cenderung berada pada posisi negotiated positions dalam memaknai maskulinitas perempuan dalam film “Kapan Kawin?” artinya informan laki-laki menerima pesan maskulinitas perempuan dalam film “Kapan Kawin?” tetapi para informan laki-laki mencampurkan interpretasinya dengan pengalaman sosial yang dimilikinya seperti laki-laki lah yang harus mencari nafkah, adanya subordinasi yang menganggap kaum perempuan hanya cocok di ruang domestik dan adanya glassceiling yang membuat perempuan susah untuk memiliki jabatan yang tinggi di perusahaan. Sedangkan Informan perempuan masuk kedalam dominant positions dimana informan perempuan menerima secara utuh mengenai maskulinitas perempuan dalam film “Kapan Kawin? Bahwa perempuan mampu memiliki sifat yang tegas, mandiri, cepat dalam mengambil keputusan, mampu menjadi leader dan mampu lebih dominant dari laki-laki.