Perbandingan kadar kumarin dari hasil infus dan fraksi cinnamomi cortex
Daftar Isi:
- Kayu manis merupakan salah satu rempah tertua di dunia yang memiliki banyak kegunaan dalam industri pengolahan makanan, farmasi, dan kosmetik. Kayu manis banyak juga dimanfaatkan sebagai obat tradisional dan dikembangakan sebagai fitofarmaka antidiabetes. Diantara kandungan senyawa aktifnya, terdapat senyawa kumarin yang penggunaanya dibatasi karena toksik terhadap hepar. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilakukan fraksinasi untuk mengurangi jumlah kumarin pada ekstrak dan memvalidasi metode penetapan kadarnya dengan menggunakan KLT-densitometri. Fraksi didapatkan dengan ekstraksi cair-cair menggunakan n-heksana, etil asetat. Metode KLT-densitometri yang digunakan untuk penelitian telah divalidasi dengan fase diam silika gel 60 F254 dan fase gerak terpilih yaitu n-heksana:etil asetat (8:2,v/v) yang diamati pada panjang gelombang 285 nm; menunjukkan Rf 0,33, dan tailing faktor = 1. Hasil uji linieritas intraday dan interday menunjukkan respon yang linear. Untuk nilai perolehan kembali dan koefisien variasi infus, fraksi etil asetat dan fraksi air berturut-turut adalah 100,70%±1,29%, 100,16%±1,28%, dan 99,80%± 1,13%. Metode memiliki batas deteksi dan batas kuantitasi dengan hasilnya masing-masing 52,74 μg/ml dan 175,81 μg/ml. Hasil pengujian kadar kumarin dalam infusa dan fraksi air menunjukkan tidak dapat dideteksi, (kadarnya kurang dari 52,74 μg/ml), sedangkan kadar kumarin pada fraksi etil asetat adalah 1,95%. Hasil ini menunjukkan kumarin sangat sedikit terekstraksi dengan infusa air, dan pelarut etil asetat dapat digunakan untuk menarik sebagian besar kumarin yang masih terkandung dalam infusa tersebut.