Daftar Isi:
  • Jamu merupakan salah satu obat tradisional yang ada di Indonesia berupa bahan atau ramuan dari simplisia tumbuhan maupun hewan dan galenik yang secara turun-temurun digunakan sebagai pengobatan berdasarkan pengalaman. Jamu masih menjadi pilihan dalam pengobatan karena harga relatif murah dan efek samping lebih kecil daripada obat sintetik. Persyaratan jamu sebagai obat tradisional tidak boleh mengandung bahan kimia obat (BKO) dan hanya berisi campuran dari bahan-bahan alam. Berdasarkan public warning yang dirilis oleh BPOM RI masih ditemukannya jamu pegal linu yang mengandung BKO paracetamol dan prednison. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh metode yang valid untuk mengidentifikasi paracetamol dan prednison dalam sediaan jamu pegal linu. Metode yang dipilih ialah KLT-Densitometri karena sederhana, murah dan dapat menganalisa analit secara serentak. Kategori validasi yang diacu ialah validasi kategori II yang digunakan untuk mengidentifikasi pengotor dengan parameternya selektifitas dan uji batas deteksi atau Limit of Detection (LOD). Fase gerak terpilih ialah kloroform : metanol (9:1, v/v). Noda diamati pada densitometer pada panjang gelombang 245 nm. Paracetamol terdeteksi pada Rf 0,38 dan prednison pada Rf 0,69 dengan nilai Rs 3,78. Nilai batas deteksi (LOD) dari paracetamol 6,1501 μg/ml (1,0762 mg/7 g sachet) dan prednison 7,1068 μg/ml (1,2436 mg/7 g sachet). Metode diaplikasikan pada 10 sampel jamu pegal linu yang beredar dipasaran dan didapati hasil 2 sampel mengandung BKO paracetamol dan 1 sampel mengandung BKO paracetamol dan prednison.