Daftar Isi:
  • Masa remaja akhir merupakan periode peralihan ke masa dewasa, dimana individu mengalami perkembangan minat terhadap lawan jenisnya, yang kemudian mendorong mereka untuk menjalin hubungan dengan lawan jenisnya yang didefinisikan sebagai berpacaran. Seringkali remaja memiliki pandangan yang salah mengenai masa pacaran, mereka menganggap bahwa masa pacaran merupakan sarana untuk melakukan eksperimen dan sebagai bentuk penyaluran ungkapan kasih sayang, hingga terjerumus dalam hubungan seks pranikah. Terjadinya seks pranikah ini tidak terlepas dari adanya sikap yang mendorong dalam diri individu. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi sikap para remaja akhir yang dalam penelitian ini diwakili oleh para mahasiswa-mahasiswi terhadap seks pranikah adalah kematangan emosi. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sikap remaja terhadap seks pranikah ditinjau dari kematangan emosi. Subjek penelitian yang digunakan (N=130) adalah mahasiswa-mahasiswi remaja akhir berusia 18-21 tahun, sedang dan/atau pernah berpacaran, dan berkuliah di Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik incidental sampling, dan pengumpulan datanya menggunakan Skala Sikap Terhadap Seks Pranikah dan Skala Kematangan Emosi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik korelasi non parametrik kendall's tau_b. Hasil analisis datanya mendapatkan koefisien korelasi (rxy) sebesar -0,637 dengan p=O,OOO (p<0,05) yang berarti bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kematangan emosi yang dimiliki mahasiswa-mahasiswi remaja akhir dengan sikap terhadap seks pranikah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi (positif) kematangan emosi yang dimiliki oleh mahasiswa­ mahasiswi remaja akhir maka akan semakin rendah (negatif) sikap terhadap seks pranikah, begitu pula sebaliknya.