Efektivitas pemberian ekstrak air daun angsana (Pterocarpus Indicus Willd) dan metformin terhadap histopatologi sel hepar tikus diabetes yang diinduksi aloksan

Main Author: Mahardika, I Wayan Arya
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.wima.ac.id/3048/1/Abstrak.pdf
http://repository.wima.ac.id/3048/2/Bab%201.pdf
http://repository.wima.ac.id/3048/3/Bab%202.pdf
http://repository.wima.ac.id/3048/4/Bab%203.pdf
http://repository.wima.ac.id/3048/5/Bab%204.pdf
http://repository.wima.ac.id/3048/6/Bab%205.pdf
http://repository.wima.ac.id/3048/7/LAMPIRAN.pdf
http://repository.wima.ac.id/3048/
Daftar Isi:
  • Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang sangat kompleks, yang dapat berakibat terjadinya spesies oksigen reaktif sehingga akan memicu radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan pada organ. Pengobatan Diabetes mellitus seharusnya dapat menurunkan kadar glukosa darah dan memperbaiki sel yang rusak akibat diabetes, pengobatan tersebut dapat berupa pengobatan herbal seperti daun angsana (Pterocarpus indicus Willd) dan sintetik seperti metformin. Tikus putih jantan galur Wistar sebanyak 30 ekor yang dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu kontrol sehat, diabetes, ekstrak air daun Angsana dengan dosis 250 mg/kgBB (E), ekstrak air daun Angsana dengan dosis 250 mg/kgBB setelah 2 jam diberikan metformin dosis 90 mg/kgBB (cara A), kelompok ekstrak air daun Angsana dengan dosis 250 mg/kgBB dan metformin dosis 90 mg/kgBB secara bersamaan (Cara B), dan kelompok metformin dengan dosis 90 mg/kgBB (P). Sebanyak 25 ekor tikus diinduksi dengan aloksan monohidrat 120 mg/kgBB (i.m.). Setelah tikus menjadi diabetes, maka diberikan perlakuan ekstrak air daun Angsana tunggal, metformin, cara A dan cara B selama 7 hari. Pada hari ke-8 tikus dikorbankan dengan dislokasi dan diambil heparnya untuk dilakukan pengujian histopatologi dengan pewarnaan hematoxyllin eosin. Hasil penelitian menunjukkan persentase perbaikan sel hepatosit dan kondisi nekrosis untuk kelompok E, P, cara A dan cara B secara berturut – turut adalah sebesar 80,03%; 60,39%; 71,92 %; 64,57%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak air daun angsana diberikan secara tunggal mempunyai persen perbaikan sel heparnya paling tinggi dibandingkan dengan metformin dan kedua cara pemberian yang lain dan tampak adanya interaksi antara ekstrak air daun angsana dan metformin yang dapat menurunkan efek hipoglikemik.