Gambaran psychological well-being pada fase emerging adulthood yang berada dalam keluarga broken home
Daftar Isi:
- Broken home atau keretakan dalam keluarga dapat muncul apabila pasangan tidak mampu mengatasi permasalahan yang ada. Permasalahan dalam keluarga atau keadaan keluarga yang retak dapat mempengaruhi kondisi anak dalam keluarga tersebut, termasuk mereka yang memasuki fase emerging adulthood, salah satunya terkait dengan psychological well-being yang dimiliki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran psychological well-being individu pada fase emerging adulthood yang berada dalam keluarga broken home. Teori yang dikemukakan Ryff menaparkan bahwa psychological well-being memiliki enam dimensi, yaitu (1) self-acceptance; (2) positive relationships with others, (3) autonomy, (4) environmental mastery; (5) purpose in life; dan (6) personal growth. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisa deduktif. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari semua dimensi psychological well-being yang ada, hanya terdapat dua dimensi yang sama pada ketiga informan. Dimensi-dimensi tersebut yaitu environmental mastery dan personal growth. Selain itu, terdapat faktor-faktor psychological well-being yang muncul, yaitu faktor demografis, faktor dukungan sosial, faktor evaluasi terhadap pengalaman hidup, serta faktor religiusitas. Faktor-faktor tersebut turut mempengaruhi kondisi psychological well-being ketiga informan penelitian yang berada dalam keluarga broken home..