Manajemen penyimpanan obat di gudang perbekalan farmasi Rumah Sakit X Surabaya
Daftar Isi:
- Obat merupakan aset yang berharga bagi rumah sakit oleh karena itu penggunaannya harus dikelola dengan benar. Dalam proses penyimpanan selalu disertai dengan pencatatan transaksi keluar – masuk obat. Sistem pencatatan obat di kartu stok yang efektif dapat mengurangi kejadian tak diharapkan. Satu dari empat indikator efisiensi penyimpanan obat adalah kesesuaian nomor bets, dan tanggal kadaluwarsa antara obat serta kartu stok. Nomor bets sangat diperlukan ketika suatu produk mengalami kualitas substandar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem penyimpanan obat di gudang perbekalan farmasi Rumah Sakit X Surabaya dengan parameter dari peraturan BPOM, mengetahui persentase kesesuaian tanggal kadaluwarsa dan nomor bets antara obat dan kartu stok sebagai manifestasi dari prinsip penyimpanan obat dan penyebabnya. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan sumber data primer dan sekunder. Data primer pengumpulan data yang dilakukan secara observatif langung menggunakan ceklis berdasarkan peraturan BPOM no 4 tahun 2018 dan dikategorikan dengan penilaian Arikunto (2013). Data sekunder diperoleh dengan observasi dan rekapitulasi hasil stok opname tahun 2020 dan 2021 untuk menghasilkan ketidaksesuaian tanggal kadaluwarsa dan nomor bets dan dibandingkan dengan indikator Pudjaningsih (1996). Observasi laporan kendali mutu jumlah Bukti Pengeluaran Barang (BPB), Bukti Barang Masuk (BBM), jumlah item obat yang dikeluarkan dan faktur yang diterima pada tahun 2020 dan 2021 dan juga ketidaksesuaian dan kesesuaian tangal kedaluwarsa dan nomor bets tahun 2020 dan 2021. Data kemudian dibandingkan dan dianalisa sehingga diperoleh hasil penyebab ketidaksesuian tanggal kadaluwarsa dan nomor bets. Penelitian ini menggunakan total sampling seluruh obat dan sistem penyimpanan di gudang. Dari hasil penelitian penyimpanan obat Gudang Perbekalan Farmasi Rumah Sakit X Surabaya memperoleh hasil sangat baik berdasarkan penilaian Arikunto (2013) dengan persentase 88%. Kesesuaian tanggal kadaluwarsa dan nomor bets berturut- turut 6,42% dan 18,8% dan nilai tersebut tidak memenuhi standar indikator Pudjaningsih (1996). Penyebab ketidaksesuaian tanggal kadaluwarsa dan nomor bets adalah beban kerja yang meningkat sepanjang tahun 2021.