Daftar Isi:
  • Disney Princess sebagai ikon budaya popular, mempengaruhi pola pikir masyarakat mengenai peran gender anak-anak perempuan dan laki-laki. Princess yang dulunya selalu digambarkan feminin (anggun, pasif, dan menurut) sekarang mengadopsi maskulinitas yang aktif, mandiri, dan kuat. Menggunakan pendekatan penelitian kualitatif berjenis deskriptif serta metode analisis semiotika Roland Barthes, maka makna tanda dalam teks film live-action Disney Princesses akan diketahui berkenaan dengan pergeseran feminitas dalam kehidupan sosial. Hasil penelitian dengan subjek film remake live-action Disney Princesses ini menemukan bahwa pergeseran feminitas terwacanakan dalam perilaku dan sifat para princess-nya. Adanya evolusi feminisme Amerika yang semakin kuat mempengaruhi bagaimana dunia perfilman harus bertindak. Sesuai dengan film animasi klasiknya yang memang mencerminkan pergeseran, princess dalam film live-action juga menggambarkan hal yang sama dengan beberapa modifikasi terkait gelombang feminisme. Perempuan yang dilambangkan dengan warna ungu melakukan evolusi untuk memberontak dan meraih kesetaraannya. Pandangan feminitas tradisional yang dulunya lahir dari budaya patriarki, menjadi penghalang utama perempuan untuk menggapai cita-cita kebebasannya. Perempuan yang keluar dari ranah domestik dan menyentuh ranah laki-laki dianggap sebagai sebuah penyimpangan, sampai munculnya feminisme modern yang memperjuangkan hak kesetaraan gender. Perempuan dapat mengadopsi maskulinitas tanpa harus dipandang tidak baik dan tanpa disebut maskulin dalam pandangan feminitas modern.