Daftar Isi:
  • Hampir sebagian film horor masih diwarnai dengan “eksploitasi” perempuan dalam bentuk stereotipe dan komoditas alias pelaris produk. Hal ini sebenarnya telah mereduksi makna keindahan tubuh perempuan yang menjadi objek seksual laki-laki. Keadaan semacam itu dianggap dan menganggap kaum perempuan sebagai sumber masalah jika terjadi sesuatu yang menimpa mereka terkait dengan tubuhnya karena konstruksi seksualitas yang dibuat oleh masyarakat. Penelitian ini mengungkapkan bagaimana seksualitas perempuan digambarkan dalam film horor Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif, data yang terkumpul untuk penelitian ini berupa gambar dan teks dalam film. Metode penelitian analisis semiotika model Charles Sanders Pierce untuk meneliti gambaran seksualitas perempuan yang terdapat di dalam film. Dengan analisis semiotika Charles Sanders Pierce, peneliti mendapatkan gambaran seksualitas perempuan yang terdiri dari seksualitas reproduktif, erotis, dan gender yang ditampilkan dalam film Telaga Angker, Godaan Perempuan Halus, dan Perempuan Tanah Jahanam. Melalui film-film ini dapat diketahui bahwa penggambaran seksualitas dalam film horor didapati pergeseran. Pada periode tahun 1980 menunjukkan penggambaran yang didominasi oleh seksualitas erotis, dengan eksploitasi tubuh perempuan yang menampilkan bagian tubuh yang dianggap erotis seperti dada dan leher. Memasuki periode tahun 1990 penggambaran yang ditampilkan didominasi oleh sekualitas erotis dan gender, dengan menampilkan tubuh perempuan yang lebih berani dari periode sebelumnya seperti dada, bahu, dan paha. Juga membentuk stigma perempuan ‘nakal’. Sedangkan pada periode 2000 penggambaran yang ditampilkan didominasi oleh seksualitas reproduktif dan gender, yaitu perilaku kesuburan dan peran tokoh perempuan lebih aktif daripada laki-laki.