Pengukuran performansi mesin R2 dengan pendekatan overall equipment effectiveness (OEE) dan six big losses serta penerapan single minute exchange of dies (SMED) pada penggantian gergaji di PT SPINDO Tbk Unit 1

Main Author: Liemanjaya, Steven
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ukwms.ac.id/id/eprint/27731/1/ABSTRAK.pdf
http://repository.ukwms.ac.id/id/eprint/27731/2/BAB%20I.pdf
http://repository.ukwms.ac.id/id/eprint/27731/3/BAB%20II.pdf
http://repository.ukwms.ac.id/id/eprint/27731/4/BAB%20III.pdf
http://repository.ukwms.ac.id/id/eprint/27731/5/BAB%20IV.pdf
http://repository.ukwms.ac.id/id/eprint/27731/6/LAMPIRAN.pdf
http://repository.ukwms.ac.id/id/eprint/27731/
Daftar Isi:
  • PT SPINDO Tbk merupakan salah satu perusahaan yang bergerak pada bidang industri baja. Produk pipa yang diproduksi oleh PT SPINDO Tbk sangat beragam mulai dari water pipes, structural pipes, industrial pipes, serta beberapa jenis produk lainnya. Produk-produk PT SPINDO Tbk ini menjangkau pangsa pasar yang luas mulai dari pasar domestik hingga pasar internasional. Semakin besar permintaan maka perusahaan harus semakin cepat pula dalam memproduksi. Salah satu penentu cepatnya produksi adalah performansi mesin. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan pada mesin R2 karena merupakan salah satu mesin yang performansinya cukup rendah karena sering mengalami downtime. Downtime yang sering terjadi menyebabkan output produksi yang rendah dan tidak mencapai target. Penelitian ini menggunakan metode overall equipment effectiveness (OEE) untuk mengukur performansi dari mesin dengan melihat nilai availability, performance rate dan rate of quality. Hasil dari pengolahan data pada bulan Agustus 2021 nilai availability sebesar 61,51%, nilai performance rate sebesar 83,92%, nilai rate of quality sebesar 98,77%, sehingga nilai OEE nya adalah sebesar 50,98%. Nilai OEE yang masih jauh dari standar yaitu 85% mengindikasikan bahwa mesin R2 menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Selain itu dengan menerapkan tools six big losses diketahui jenis kegagalan terbesar disebabkan oleh breakdown losses sebesar 22,09% yang merupakan faktor dari downtime. Upaya untuk menurunkan downtime dilakukan dengan menerapkan tools Single Minute Exchange of Dies (SMED) pada salah satu downtime terbesar yaitu penggantian gergaji. Dari implementasi metode SMED pada penggantian gergaji mesin R2, didapatkan reduksi waktu sebesar 62,74% dari semula 20,8 menit menjadi 7,75 menit. Perubahan waktu aktivitas penggantian ini turut mempengaruhi persentase dari availability mesin R2. Persentase availability meningkat menjadi 63,40% dari semula 61,51%. Kenaikan availability turut berpengaruh juga pada kenaikan OEE pada bulan Agustus 2021 menjadi 52,55%.