Representasi diskriminasi kecantikan dalam drama Korea My id is Gangnam Beauty
Main Author: | Marcella, Evania |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ukwms.ac.id/id/eprint/27678/1/ABSTRAK.pdf http://repository.ukwms.ac.id/id/eprint/27678/2/BAB%20I.pdf http://repository.ukwms.ac.id/id/eprint/27678/3/BAB%202.pdf http://repository.ukwms.ac.id/id/eprint/27678/4/BAB%20III.pdf http://repository.ukwms.ac.id/id/eprint/27678/5/BAB%20IV.pdf http://repository.ukwms.ac.id/id/eprint/27678/6/BAB%20V.pdf http://repository.ukwms.ac.id/id/eprint/27678/ |
Daftar Isi:
- Berangkat dari terkonstruksinya standar kecantikan di Korea Selatan yang kemudian menjadi tolak ukur apakah perempuan dapat dikatakan cantik atau tidak akhirnya timbul perlakuan yang berbeda atau diskriminasi antara perempuan “cantik” dan “jelek”. Praktik diskriminasi yang terjadi pada perempuan Korea diangkat dalam serial yang biasa disebut drama Korea. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif untuk dapat menganalisis sekaligus menjelaskan makna yang tersirat dalam merepresentasikan diskriminasi kecantikan yang ada dalam scene-scene drama Korea yang berjudul My ID Is Gangnam Beauty. Hasil representasi kemudian diolah ke dalam metode analisis semiotika milik Charles Sanders Peirce yang terdiri atas tiga komponen yakni ikon, indeks, dan simbol. Hasil dari penelitian yang didapatkan adalah praktik diskriminasi atas tubuh perempuan yang terjadi akibat adanya patokan konstruksi standar pada akhirnya dinormalkan oleh kaum perempuan. Akhirnya diskriminasi kecantikan melahirkan usaha keras dari perempuan untuk memenuhi standar yang ada dan mengambil kontrol atas tubuhnya sehingga perempuan disini hanyalah “subjek mati”.