Daftar Isi:
  • Pohon intaran termasuk tanaman tropis dari India yang banyak tumbuh di Indonesia. Hampir semua bagian tanaman tersebut memiliki senyawa aktif seperti azadirachtin, salanin, nimbin. dan nimbidin. Bagian pohon intaran yang memiliki kandungan senyawa aktif cukup besar adalah minyak biji intaran. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi terbaik ekstraksi (suhu ekstraksi dan ukuran partikel biji) yang menghasilkan yield maksimum dan mempelajari pengaruh suhu ekstraksi terhadap sifat fisika kimia ekstraksi minyak biji intaran menggunakan pelarut n-heksana. Selain itu juga dipelajari kinetika ekstraksi dan sifat termodinamika dari ekstraksi minyak biji intaran. Ekstraksi dilakukan pada tekanan I atm dan kecepatan pengadukan tetap yaitu 500 rpm. Suhu ekstraksi bervariasi yaitu 30, 40, 45, 50, and 55°C, ukuran partikel divariasi yaitu -14/+20, -20/+25. dan -25/+40 mesh. Partikel biji intaran dan n-heksana dengan ratio I :5 w/v diaduk selama 3 jam dan diambil sampel pada tiap waktu tertentu. Fase solid dipisahkan dari fase liquid dengan sentrifugasi. Pelarut diuapkan dan minyak ditimbang. Pada tiap varisi suhu ekstraksi dianalisa bilangan iodine, penyabunan, peroksida dan asam. Percobaan diulang untuk tiap variasi suhu ekstraksi dan ukuran partikel biji yang berbeda. Dari penelitian didapatkan bahwa yield minyak tertinggi adalah 44,29% yang diperoleh pada suhu 50°C dan ukuran partikel -25/+40 mesh. Kenaikan suhu ekstraksi meningkatkan bilangan penyabunan, asam dan peroksida, serta menurunkan bilangan iodine. Hal ini menunjukkan meskipun suhu ekstraksi yang tinggi akan meningkatkan yield namun kualitas minyak akan menurun. Dari penelitian juga didapatkan bahwa ekstraksi minyak biji intaran mengikuti kinetika orde satu. Sifat ekstraksi minyak biji intaran ini adalah endotermis, spontan. dan ireversibel.