Pengaruh proporsi jamur tiram dengan jantung pisang terhadap sifat fisikokimia dan organoleptik abon nabati
Daftar Isi:
- Abon merupakan salah satu makanan kering siap saji yang digemari oleh masyarakat di Indonesia. Abon biasanya dibuat dengan bahan dasar daging sehingga nilai gizinya tinggi, namun memiliki kelemahan, yaitu harga jual yang tinggi dan tidak dapat dikonsumsi oleh vegetarian. Adapun alternatif bahan pengganti abon daging bagi vegetarian yaitu abon nabati yang dibuat dari jamur tiram yang tinggi protein dan jantung pisang yang memiliki tanin dan serat yang cukup tinggi, sehingga pada penelitian dilakukan pembuatan abon nabati yang terbuat dari beberapa proporsi antara jamur tiram dan jantung pisang. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh proporsi jamur tiram dengan jantung pisang terhadap sifat fisikokimia dan organoleptik abon nabati. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal, yaitu proporsi jamur tiram dengan jantung pisang yang terdiri dari enam taraf perlakuan, yaitu 100:0, 90:10, 80:20, 70:30, 60:40, dan 50:50% (b/b). Pengulangan dilakukan sebanyak empat kali. Data yang diperoleh dianalisa secara statistik dengan uji Analysis of Varians (ANOVA) pada α = 5% untuk menunjukkan adanya perbedaan antar perlakuan. Uji Duncan's Multiple Range Test (DMRT) untuk mengetahui perlakuan yang memberikan perbedaan. Perlakuan terbaik ditentukan berdasarkan uji organoleptik menggunakan metode spider web. Hasil analisa kadar air abon nabati berkisar antara 4,85±0,011-5,31±0,004%, aw 0,417±0,0018-0,465±0,0013, kadar serat larut 0,11±0,0012-0,23±0,0038%, kadar serat tidak larut 0,31±0,0020-0,43±0,0018%, lightness 25,66±0,191-29,66±0,072, redness 4,21±0,059-8,56±0,084, chroma 3,31±0,074-6,25±0,089, dan hue 23,34±0,079-63,48±0,088. Perlakuan terbaik abon terdapat pada proporsi jamur tiram dan jantung pisang 90:10% (b/b), dengan luas area 61,1203, tingkat kesukaan terhadap warna (5,6875), rasa (5,3375), aroma (5,3750), dan kenampakan (5,7125).