Daftar Isi:
  • Luka insisi merupakan kerusakan karena adanya robekan linier pada kulit dan jaringan di bawahnya. Selama ini pengobatan luka insisi yang sering digunakan dimasyarakat yaitu povidone iodine 10%, Akan tetapi dapat menimbulkan efek samping yaitu iritasi, reaksi toksik dari iodine dan kulit terbakar. Bekicot (Achatina fulica) merupakan salah satu hewan yang mempunyai kandungan achasin isolate yang berfungsi sebagai antibakterial dan antiinflamasi sehingga membantu mempercepat penutupan jaringan kulit dan luka. Pada penelitian ini lendir bekicot diformulasikan dalam bentuk hidrogel dengan polimer PVA dan CMC Na. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian sediaan hidrogel dengan bahan aktif lendir bekicot terhadap penyembuhan luka insisi tikus putih galur wistar melalui pengamatan panjang luka dan jumlah sel PMN. Sebanyak 24 ekor tikus putih diadaptasikan selama 7 hari, kemudian secara randomized dibagi dalam 4 kelompok perlakuan yaitu K (- ) (hidrogel tanpa bahan aktif), K (+) (Betadine salep (povidone iodine)), P1 (lendir bekicot), dan P2 (hidrogel dengan bahan aktif) masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor. Panjang luka diamati secara makroskopis dan jumlah sel PMN diamati secara mikroskopis dengan perbesaran 400x. Data uji statistik menggunakan metode one way ANOVA dilanjutkan dengan Post Hoc test menggunakan uji Duncan Test. Hidrogel lendir bekicot dapat menurunkan panjang luka (1,63 ± 0,3215) dan dapat menurunkan jumlah sel PMN (10,33 ± 2,52). Berdasarkan hasil dari penelitian ini hidrogel lendir bekicot efektif dalam menyembuhkan luka insisi terhadap waktu penyembuhan dan penurunan sel PMN.