Daftar Isi:
  • Tanaman Jamblang merupakan tanaman obat yang dapat digunakan sebagai pengobatan dan ditemukan pada kawasan asia tenggara seperti India, Bangladesh, Burma, Nepal, Pakistan, Sri Lanka dan Indonesia. Daun jamblang dapat digunakan untuk pengobatan laryngitis, bronchitis, asma, dan disentri. Setiap tanaman obat perlu dilakukan standarisasi untuk menjaga mutu obat herbal dan meningkatkan nilai ekonomi baik dalam bentuk simplisia maupun ekstrak. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis terhadap daun Jamblang serta menetapkan parameter spesifik dan non spesifik. Simplisia daun Jamblang diperoleh dari tiga daerah berbeda yaitu Pasuruan, Batu, dan Bogor. Simplisia diekstraksi dengan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Hasil pengamatan organoleptis menunjukkan ekstrak kering yang dihasilkan berwarna hijau kecoklatan, dan berbau khas. Penetapan profil kromatogram secara kromatografi lapis tipis menunjukkan penggunaan pelarut metanol : kloroform (5 : 95) memberikan hasil pemisahan yang baik. Hasil skrining fitokimia ekstrak etanol daun Jamblang menunjukkan adanya kandungan senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, glikosida, kuinon, dan saponin. Hasil analisa dengan spektrofotometer infrared (IR) menunjukkan adanya gugus-gugus fungsi -OH, C-O, R-COO-R, C=C, C-C dengan bilangan gelombang 3307,46 – 3338,3; 1089,74 – 1449,97; 1021,23 – 1021,67; 1611,48 – 1686,84; 2832,81 – 2833,92. Hasil parameter standarisasi ekstrak etanol daun Jamblang yaitu kadar sari larut etanol > 80% , kadar sari larut air > 35%, susut pengeringan < 7,5%, kadar abu total < 4%, kadar abu tidak larut asam < 0,65%, kadar abu larut air < 1,8%, pH 5,5 - 7,4, kadar fenol total > 1,5%.