Daftar Isi:
  • Kondisi fisik lansia untuk bekerja semakin terbatas. Padahal, sebuah pekerjaan lebih berkaitan dengan kebutuhan psikologis, bukan hanya berkaitan dengan kebutuhan materi semata. Hal ini ditandai dengan kondisi wajib pensiun dimana sebagian besar industri, perusahaan, dan pemerintah mewajibkan pekerja untuk pensiun (55-60 tahun) tanpa mempertimbangkan apakah mereka senang atau tidak. Masa pensiun mengandung resiko bagi penyesuaian pribadi, penyesuaian sosial, kesehatan mental. Pada pria, kecenderungan stres lebih besar pada saat memasuki pensiun, kehilangan pekerjaan atau jabatan akan berakibat pada munculnya krisis identitas bagi seorang pria. Akan tetapi dapat ditemui para pria lansia yang mengaku puas dan bahagia dengan hidupnya di masa pasca wajib pensiun dan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh para lansia untuk mencegah atau mengurangi beban dari masalah-masalah di masa pasca pensiunnya adalah dengan berusaha mencapai psychological well being. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui secara mendalam bagaimana gambaran psychological well being pria lanjut usia pasca wajib pensiun serta bagaimana cara mencapai psychological well being tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui wawancara terhadap 2 orang informan pria lanjut usia 60 tahun ke atas yang mengalami wajib pensiun dari tempat kerja serta diketahui suka bekerja. Dari pembahasan terhadap hasil wawancara, terdapat 5 tema besar cara mencapai psychological well being pria lanjut usia pasca wajib pensiun, yaitu bekerja dengan value, menjaga keseimbangan antara keluarga dan pekerjaan, memelihara relasi sosial, melihat masa pensiun sebagai kewajaran, dan bersikap pro aktif menghadapi masa pensiun. 5 tema cara mencapai psychological well being terkait dengan 5 tema besar gambaran psychological well being pria lanjut usia pasca wajib pensiun, yaitu kepuasan kerja, ketenangan terhadap kondisi keluarga, memiliki relasi sosial yang kaya, penerimaan pensiun dan kepuasan diri.