Prarencana pabrik produksi silitol dari sabut kelapa dengan kapasitas 27.000 ton per tahun
Daftar Isi:
- Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah. Salah satunya adalah perkebunan kelapa yang produksi kelapanya mencapai 2.871.280 ton (BPS, 2017). Sabut kelapa sebagai limbah dari buah kelapa memiliki potensi untuk diolah menjadi silitol karena mengandung 27,81% hemiselulosa. Silitol adalah gula alkohol yang memiliki indeks glikemik dan kalori yang lebih rendah dibandingkan dengan sukrosa tetapi masih memiliki rasa manis yang sama dengan sukrosa. Dengan kesamaan fungsi silitol sebagai pemanis yang lebih sehat, silitol dipandang sebagai alternatif yang dapat diterapkan pada banyak produk. Berdasarkan data BPS tahun 2014 hingga tahun 2018, kebutuhan silitol didapatkan dengan cara diimpor dari negara lain karena tidak adanya produsen silitol dalam negeri. Oleh karena itu, pabrik silitol ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, terutama untuk pabrik pasta gigi dan permen karet yang menggunakan bahan baku silitol. Proses pembuatan silitol teridiri dari tiga proses utama, yaitu prehidrolisis, hidrogenasi, dan kristalisasi. Pada proses prehidrolisis ini akan terjadi pretreatment untuk memisahkan lignin dan selulosa dari hemiselulosa, kemudia dilanjutkan dengan hidrolisis dari hemiselulosa menjadi cilosa dan sebagian terdehidrasi menjadi furfural. Proses prehidrolisis ini dilakukan dengan menggunakan H2SO4 20mM pada suhu 175°C dan tekanan 10 bar. Pada proses hidrogenasi, silosa akan diubah menjadi silitol. Proses dilakukan pada suhu 150°C dan tekanan 4 bar dengan bantuan katalis Ru/TiO2. Pemilihan proses hidrogenasi ini dikarenakan prosesnya sederhana dan biaya produksinya tidak terlalu tinggi, tetapi dapat menhasilkan silitol dengan kemurnian mencapai 100%. Limbah dari proses ini adalah padatan biomassa tersisa, kalsium sulfat, kloroform bekas, dan mother liquor. Padatan biomassa tersisa adalah hasil dari padatan biomassa yang mengandung lignin, selulosa, dan hemiselulosa yang tidak bereaksi dalam proses prehidrolisis. Kalsium sulfat adalah hasil netralisasi asam sulfat yang merpuakan katalis proses prehidrolisis dengan kalsium oksida. Kloroform bekas adalah kloroform setelah digunakan untuk memisahkan monomer lignin dan furfural sebagai hasil samping reaksi prehidrolisis. Mother liquor adalah larutan kristalisasi yang tidak mengkristal.