Daftar Isi:
  • Tanaman eceng gondok adalah salah satu bahan baku biomassa yang paling melimpah di Indonesia. Eceng gondok memiliki kandungan material lignoselulosa di dalamnya, yakni: lignin, selulosa, dan hemiselulosa. Selulosa adalah sumber karbon organik, sehingga kandungan selulosa yang tinggi dalam eceng gondok dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku potensial untuk pembuatan biogas. Pembuatan biogas dari eceng gondok akan dilakukan dengan metode fermentasi anaerobik dua tahap. Secara singkat proses pembuatan biogas dari eceng gondok adalah sebagai berikut: mula-mula eceng gondok kering diperkecil ukuran partikelnya hingga ±1mm. Selanjutnya, eceng gondok akan dicampur dengan kotoran sapi yang memiliki kandungan bakteri (Pseudomonas, Bacillus, dan Proteus sp.) yang bermanfaat untuk proses fermentasi anaerobik. Eceng gondok, kotoran sapi, dan air dengan perbandingan 1:1:10 akan dimasukkan ke dalam tangki digester 1 di mana proses fermentasi tahap hidrolisis dan asidogenesis akan berlangsung selama 2 hari. Dari tangki digester 1 tersebut akan dihasilkan gas berupa gas H2 dan CO2 yang akan dikeluarkan dari tangki, sedangkan slurry yang tersisa akan dialirkan menuju tangki digester 2 untuk tahap fermentasi asetogenesis dan metanogenesis. Sebagian besar kandungan biogas terdiri dari gas metana dan karbon dioksida. Kandungan gas lain yang berbahaya dalam biogas akan dihilangkan dengan adsorber untuk mengurangi kadar H2S dan CO2. Biogas yang dihasilkan ini dapat digunakan sebagai energi terbarukan khususnya dalam menggantikan peran LPG (Liquified Petroleum Gas) sebagai bahan bakar utama yang digunakan masyarakat untuk pemanas dalam kegiatan memasak. Biogas ini memiliki sifat yang ramah lingkungan, hemat, dan aman bagi kesehatan manusia.