Daftar Isi:
  • Menipisnya ketersediaan minyak bumi dan peningkatan konsumsi minyak bumi setiap tahunnya menyebabkan permasalahan dalam ketersediaan jangka panjang bahan bakar di Indonesia. Salah satu alternatif untuk menanggulangi permasalahan tersebut adalah dengan diproduksinya biodiesel sebagai pengganti bahan bakar fosil yang berasal dari minyak kelapa sawit ataupun minyak goreng bekas. Biodiesel dapat diproduksi melalui proses transesterifikasi yaitu komponen trigliserida dalam minyak dicampur dengan senyawa alkohol seperti metanol/etanol sehingga dihasilkan Fatty Acid Methyl Ester (FAME) dan gliserol dimana FAME dapat digunakan sebagai biodiesel. Salah satu komponen yang mempengaruhi yield biodiesel adalah penggunaan katalis. Katalis yang umum digunakan adalah katalis homogen seperti NaOH. Namun kekurangan dari katalis NaOH yaitu sulit dilakukan pemisahan dan juga dapat menghasilkan sabun yang dapat menurunkan yield biodiesel. Kekurangan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan katalis heterogen seperti CuO-ZnO, Inovasi dari katalis CuO-ZnO yaitu dimana katalis CuO merupakan katalis basa yang dapat digunakan dalam reaksi transesterifikasi, sedangkan ZnO merupakan katalis asam yang dapat digunakan dalam reaksi esterifikasi sehingga dapat digunakan dalam minyak baru ataupun minyak bekas dan menghasilkan %yield biodiesel yang lebih tinggi. Secara singkat proses pembuatan katalis CuO-ZnO adalah sebagai berikut: mula-mula copper acetate dan zinc nitrate direaksikan dengan NaOH, endapan yang terbentuk dipisahkan, dibersihkan dan dikalsinasi. Untuk pembuatan biodiesel, katalis CuO-ZnO, metanol dan minyak dicampur dan direaksikan sehingga membentuk FAME & gliserol. FAME dapat digunakan sebagai biodiesel. Dari proses yang dilakukan, CuO-ZnO dapat digunakan sebagai katalis dalam pembuatan biodiesel karena menghasilkan %yield biodiesel yang tinggi, proses pemisahan yang lebih mudah serta dapat digunakan pada minyak baru ataupun minyak bekas.