Hubungan antara konflik peran dengan well-being pada ibu bekerja
Daftar Isi:
- Ibu bekerja memiliki beban karena harus membagi waktu dan tenaganya untuk mengurus rumah tangga, termasuk anak, dan menjalankan pekerjaannya. Hal ini membuat ibu bekerja rentan mengalami konflik peran, sehingga masalah di rumah terbawa ke tempat kerja, maupun sebaliknya, sehingga mungkin mempengaruhi kesejahteraan dirinya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara konflik peran dengan well-being pada ibu bekerja. Konflik peran dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu Work-to-Family Conflict (WFC) dan Family-to-Work Conflict (FWC). Partisipan dalam penelitian ini adalah 44 orang ibu bekerja yang memiliki jam kerja tetap, memiliki anak berusia 2-6 tahun, dan berdomisili di Surabaya. Teknik pengambilan data dilakukan dengan accidental sampling. Data dianalisis dengan menggunakan Teknik statistik non-parametrik Kendall’s Tau B. Hasil korelasi antara WFC dengan well-being pada ibu bekerja menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan, r = -0,218, p = 0,067. Namun, hasil korelasi antara FWC dengan well-being pada ibu bekerja menunjukkan adanya hubungan yang signifikan, r = -0,465, p = 0,000. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara Family-to-Work Conflict (FWC) dengan well-being yang dialami ibu bekerja. Hal ini menjelaskan bahwa yang mempengaruhi well-being ibu bekerja adalah keterkaitannya dengan keluarga sehingga berdampak negatif pada pekerjaannya. Semakin rendah tingkat konflik peran akibat keluarga (masalah keluarga berdampak pada pekerjaan), maka semakin baik tingkat well-being ibu bekerja. Sebaliknya, semakin tinggi tingkat konflik peran akibat keluarga (masalah keluarga berdampak pada pekerjaan), maka semakin rendah tingkat well-being ibu bekerja.