Studi deskriptif kuantitatif resiliensi pada remaja yatim piatu yang tinggal di Panti Asuhan
Daftar Isi:
- Remaja yatim piatu yang tinggal di panti asuhan memiliki tantangan dan permasalahan sendiri dalam kehidupannya, seperti harus berjuang sendiri melawan gejolak emosi serta permasalahan yang muncul saat masa remaja tanpa adanya pendampingan dan pengarahan dari orangtua. Hal ini membuat mereka rentan mengalami permasalahan emosi. Dalam kondisi tersebut, remaja yatim piatu memerlukan resiliensi tinggi agar dapat mengatasi hal-hal buruk dari tekanan yang terjadi saat menghadapi masalah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran resiliensi secara statistik pada remaja yatim piatu yang tinggal di panti asuhan. Partisipan penelitian ini adalah 51 remaja yatim piatu yang tinggal di 9 panti asuhan, baik yang terletak di Surabaya, Pasuruan, dan Banyuwangi. Penelitian ini menggunakan incidental sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan skala resiliensi dalam bentuk skala likert. Data yang diperoleh dianalisa secara deskriptif-kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar remaja yatim piatu yang berpartisipasi dalam penelitian ini memiliki kemampuan resiliensi yang tergolong tinggi untuk bisa berjuang sendiri melawan gejolak emosi serta permasalahan yang muncul saat masa remaja tanpa adanya pendampingan dan pengarahan dari orangtua. Hal tersebut terjadi karena adanya faktor I have, yaitu dukungan dari orang-orang terdekat di panti asuhan seperti pengurus maupun teman. Faktor I am, yaitu memiliki jiwa bertanggung jawab, motivasi untuk mencapai suatu target, rasa peduli terhadap sesama, rajin beribadah atau mendekatkan diri kepada Tuhan, tidak mudah sakit hati, dan berani berbicara. Faktor I can, yaitu mengontrol diri dengan mengingat ajaran-Nya, merubah diri saat merasa bersalah, menghadapi masalah hidup dengan meminta petunjuk dan pasrah kepada Tuhan, dan memulai pembicaraan. Hasil dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa remaja awal memiliki kemampuan resiliensi yang lebih rendah.