Daftar Isi:
  • Asam asetil salisilat adalah senyawa turunan dari asam salisilat yang merupakan obat antiinflamasi, analgesik dan antipiretik yang umum digunakan dan memiliki efek samping paling umum yaitu iritasi lambung. Oleh karena itu dilakukan modifikasi senyawa dari asam salisilat yang bertujuan untuk memperoleh senyawa turunan baru yang lebih baik dari asam asetil salisilat, dan diperoleh asam 2-(3-(klorometil)benzoiloksi) benzoat dan asam 2-(4-(klorometil)benzoiloksi)benzoat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ke-dua senyawa turunan baru memiliki efek antiinflamasi seperti asam asetil salisilat dengan menggunakan metode Rat Paw Edema. Hewan coba dibagi menjadi 5 kelompok yang tiap kelompoknya terdiri dari 3 tikus jantan dan telah disuntik carrageenan, pengujian dilakukan selama 3 jam dengan interval waktu 30 menit. Kelompok A adalah kontrol negative yang diberi PGA 3%, kelompok B adalah kontrol positif yang tidak diberi perlakuan, kelompok C adalah pembanding yang diberi asam asetil salisilat dan terbagi dalam lima dosis, kelompok D adalah kelompok senyawa yang diberi asam 2-(3-(klorometil)benzoiloksi)benzoat dan tebagi dalam lima dosis, dan kelompok E adalah kelompok senyawa yang diberi asam 2-(4-(klorometil) benzoiloksi)benzoat dan terbagi dalam 5 dosis. Hasil penelitian menunjukan bahwa kelompok yang diberi senyawa asam 2-(3-(klorometil)benzoiloksi) benzoat memiliki tingkat penurunan inflamasi paling cepat yaitu pada menit ke-30, dan untuk kelompkok asam asetil salisilat menunjukan penurunan inflamasi pada menit ke-60, sedangkan untuk kelompok senyawa asam 2-(4-(klorometil) benzoiloksi)benzoat tidak menunjukan penurunan inflamasi sampai menit ke-180. Kesimpulannya, senyawa asam 2-(3-(klorometil) benzoiloksi)benzoat memiliki efek antiinflamasi seperti asam asetil salisilat sedangkan senyawa asam 2-(4-(klorometil) benzoiloksi)benzoate tidak.