Hubungan antara kecerdasan emosional dengan penyesuaian diri dalam perkawinan pada suami dan istri usia dewasa awal
Main Author: | Asmojong, Silvia |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2004
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.wima.ac.id/2154/1/Abstrak.pdf http://repository.wima.ac.id/2154/2/BAB%201.pdf http://repository.wima.ac.id/2154/3/BAB%202.pdf http://repository.wima.ac.id/2154/4/BAB%203.pdf http://repository.wima.ac.id/2154/5/BAB%204.pdf http://repository.wima.ac.id/2154/6/BAB%205.pdf http://repository.wima.ac.id/2154/7/LAMPIRAN.pdf http://repository.wima.ac.id/2154/ |
Daftar Isi:
- Kehidupan perkawinan tidak selalu statis, tetapi adalah suatu masa dalam hidup dimana pertumbuhan dan perkembangan perkawinan itu sendiri terjadi melalui suatu proses, pengalaman-pengalaman serta penyesuaian perkawinan. Ketidakmampuan suami atau istri untuk segera menyesuaikan diri dalam perkawinan dapat mengakibatkan hancurnya rumah tangga, yang diakhiri dengan perceraian. Menurut Goleman ( 1997: 58-59) kecerdasan emosional berperan dalam kesuksesan hidup perkawinan seseorang. Kecerdasan emosional merupakan kemampuan individu untuk dapat mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, berempati pada oranglain, serta membina hubungan yang baik dengan oranglain. Berdasarkan asumsi bahwa kecerdasan emosional berpengaruh terhadap penyesuaian diri dalam perkawinan, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kecerdasan emosional dengan penyesuaian diri dalam perkawinan pada suami dan istri usia dewasa awal. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah laki-laki (n=44) dan perempuan (n=44) yang terlibat dalam kebaktian Dewasa Muda Bethany Manyar Surabaya yang sudah menikah, berusia antara 18-40 tahun, usia perkawinan antara 0-10 tahun, dan pendidikan minimal SMA. Seluruh populasi yang ada diambil sebagai subjek penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket, dan data yang diperoleh dianalisis dengan korelasi product moment dari Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan penyesuaian diri dalam perkawinan pada suami, rxy = 0,658, p = 0,000 (p<0,05) dan juga pada istri, rxy = 0,491 dengan p = 0,001 (p<0,05). Hal tersebut berarti makin tinggi kecerdasan emosional yang dimiliki oleh subjek, makin tinggi penyesuaian dirinya dalam perkawinan dan sebaliknya, makin rendah kecerdasan emosional yang dimiliki oleh subjek, maka penyesuaian dirinya dalam perkawinan makin rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Goleman ( 1997: 203-204) apabila pasangan suami istri yang memiliki kecerdasan emosional tinggi, maka ketika terjadi konflik pasangan suami istri tersebut berusaha untuk menyelesaikan bersama kemudian mencari jalan keluarnya, tidak berusaha untuk mengkritik pasangannya apalagi sampai menghina kelemahan dari pasangannya, selalu berusaha menghargai dan memahami pasangannya, tidak berusaha untuk saling menyakiti perasaan masing-masing dan menjalin hubungan yang hangat baik terhadap pasangan maupun terhadap anggota keluarga yang lain. Situasi ini rupanya yang pada akhirnya membantu proses penyesuaian diri dalam perkawinan