Daftar Isi:
  • Minyak bumi merupakan sumber energi tak terbarukan yang jumlahnya sangat terbatas. Permintaan akan minyak bumi setiap hari meningkat, maka ketersediaannya di bumi akan semakin menipis. Energi terbarukan adalah sumber pengganti energi saat ini. Energi terbarukan ini lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan energi dari bahan bakar fosil. Energi ini terbuat dari bahan-bahan alam, sehingga dapat diproduksi secara terus menerus dan berkesinambungan. Limbah kulit buah kakao dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol karena jumlahnya yang melimpah. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh konsentrasi H2SO4 dalam proses hidrolisis kulit kakao terhadap kadar gula reduksi dan pengaruh waktu yang digunakan untuk proses fermentasi dengan menggunakan yeast Saccharomyces cerevisiae untuk mendapatkan kadar bioethanol tertinggi. Metode pembuatan bioetanol pada penelitian ini menggunakan metode hidrolisis dan fermentasi. Proses hidrolisis akan dilakukan menggunakan asam H2SO4 dengan variasi konsentrasi 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5; dan 0,6 N. Sedangkan pada proses fermentasi menggunakan jenis mikroorganisme Saccharomyces cerevisiae dengan konsentrasi 25% dari massa bahan baku dan varasi waktu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 hari. Pada proses hidrolisis didapatkan konsentrasi glukosa tertinggi sebesar 18550,5 ppm pada konsentrasi H2SO4 sebesar 0,4 N. Proses fermentasi dengan menggunakan yeast Saccharomyces cerevisae dengan konsentrasi sebesar 25% dari massa bahan baku dan waktu inkubasi selama 1,2,3,4,5,6,7, dan 8 hari mengahsilkan kadar bioetanol tertinggi pada hari ke 5, yaitu sebesar 1,04%