Perbandingan sintesis antara senyawa dibenzalaseton dan dianisalaseton dengan bantuan iradiasi gelombang mikro
Main Author: | Santoso, William |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.wima.ac.id/18444/1/ABSTRAK.pdf http://repository.wima.ac.id/18444/6/BAB%201.pdf http://repository.wima.ac.id/18444/44/Bab%202.pdf http://repository.wima.ac.id/18444/2/BAB%203.pdf http://repository.wima.ac.id/18444/45/Bab%204.pdf http://repository.wima.ac.id/18444/5/BAB%205.pdf http://repository.wima.ac.id/18444/8/LAMPIRAN.pdf http://repository.wima.ac.id/18444/ |
Daftar Isi:
- Dibenzalaseton yang memiliki nama IUPAC (1E,4E)-1,5-difenilpenta-1,4-dien-3-on adalah senyawa keton α,β-tak-jenuh dan merupakan analog dari senyawa kurkumin. Dibenzalaseton dapat disintesis melalui reaksi kondensasi Claisen-Schmidt menggunakan katalis asam maupun basa. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan sintesis senyawa dibenzalaseton dan dianisalaseton melalui reaksi kondensasi Claisen-Schmidt menggunakan katalis basa dengan bantuan iradiasi gelombang mikro serta menentukan pengaruh gugus metoksi pada posisi para pada benzaldehid terhadap sintesis senyawa dianisalaseton. Kemurnian senyawa hasil sintesis dianalisa dengan uji titik leleh dan kromatografi lapis tipis kemudian dilakukan karakterisasi senyawa dengan, spektrofotometri IR, spektroskopi RMI-1H dan 13C serta GC-MS. Berdasarkan hasil analisis, senyawa dibenzalaseton dan dianisalaseton dapat disintesis dan menghasilkan rendemen secara berturut-turut sebesar 62% dan 93%. Dapat disimpulkan bahwa rendemen senyawa dianisalaseton lebih besar dibandingkan dengan dibenzalaseton dan adanya gugus metoksi pada posisi para pada benzaldehid mempermudah jalannya reaksi sehingga meningkatkan rendemen hasil sintesis.