Daftar Isi:
  • Prevalensi status gizi buruk dan kurang di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius. Gizi kurang pada balita, membawa dampak negatif terhadap pertumbuhan fisik maupun mental, yang selanjutnya akan menghambat prestasi belajar. Pola menyusui diketahui bermanfaat untuk mengurangi status gizi buruk dan kurang pada bayi.Penelitian ini menggunakan metode studi observasional dengan rancangan cross sectional. Analisis statistik menggunakan Fisher’s Exact Test dan menggunakan teknik pengambilan sampel non- probability sampling yaitu consecutive sampling dengan 57 pasang ibu dan bayi menjadi responden penelitian. Status gizi didapat dengan mencatat hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan bayi dan pola menyusui dilihat dengan melakukan wawancara terstruktur kepada ibu bayi.Lima puluh tujuh bayi usia 0 – 6 bulan di desa Seletreng, desa Kesambirampak, desa Peleyan dan desa Kandang, Situbondo pada tanggal 31 Juli – 1Agustus 2018 dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif. Status gizi bayi normal yang mendapatkan ASI eksklusif sebanyak 24 responden (54,5%) dan yang tidak mendapatkan ASI eksklusif sebanyak 20 responden (45,5%). Status gizi bayi tidak normal yang mendapatkan ASI eksklusif sebanyak 2 responden (15,4%) dan yang tidak mendapatkan ASI eksklusif sebanyak 11 responden (84,6%). Didapatkan perbedaan bermakna antara status gizi dan pola menyusui (p<0,01).Terdapat perbedaan bermakna antara status gizi bayi usia 0 – 6 bulan dengan pola menyusui. Status gizi didapatkan lebih baik pada bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif.