Asosiasi sindrom metabolik dan kejadian gagal jantung pada lansia (Penelitian pada Masyarakat Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kapongan, Kecamatan Kapongan, Situbondo, Jawa Timur)
Daftar Isi:
- Latar Belakang: Sindrom metabolik merupakan suatu kumpulan gejala gangguan metabolik. Sindrom metabolik merupakan salah satu faktor risiko kejadian gagal jantung. Gagal jantung merupakan penyakit tidak menular penyebab kematian tertinggi di dunia. Penurunan yang dialami lansia menyebabkan lansia lebih rentan untuk mengalami sindrom metabolik. Pada keadaan ini pula risiko untuk mengalami gagal jantung akan semakin meningkat. Tujuan: Untuk mengetahui asosiasi antara sindrom metabolik dan kejadian gagal jantung pada lansia. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observational dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data dilakukan dengan melakukan wawancara, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan darah kapiler. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji Chi Square. Hasil: Sebanyak 42 responden diikutsertakan dalam penelitian ini, dengan proporsi subjek perempuan sebanyak 33 (78,57%). Rerata usia kejadian sindrom metabolik yaitu 67,2 ± 4,29 tahun. Terdapat 24 (83,3%) subjek yang mengalami sindrom metabolik dan kejadian gagal jantung. Didapatkan asosiasi yang tidak bermakna antara sindrom metabolik dan kejadian gagal jantung pada lansia (p=0,385; p>0,05; 95% CI= 0,823 – 1,617). Gangguan diastolik merupakan faktor perancu yang paling berpengaruh antara sindrom metabolik dan gagal jantung (p=0,022) Simpulan: Terdapat asosiasi yang tidak bermakna antara sindrom metabolik dan kejadian gagal jantung pada lansia. Sindrom metabolik dalam penelitian ini merupakan cenderung merupakan faktor risiko kejadian gagal jantung.