Psychological Well-Being pada gay ditinjau dari dukungan keluarga
Main Author: | Soegiarto, Hendrikus |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.wima.ac.id/1722/1/Abstrak.pdf http://repository.wima.ac.id/1722/2/Bab%201.pdf http://repository.wima.ac.id/1722/3/Bab%202.pdf http://repository.wima.ac.id/1722/4/Bab%203.pdf http://repository.wima.ac.id/1722/5/Bab%204.pdf http://repository.wima.ac.id/1722/6/Bab%205.pdf http://repository.wima.ac.id/1722/7/Lampiran.pdf http://repository.wima.ac.id/1722/ |
Daftar Isi:
- Homoseksualitas merupakan suatu bentuk perilaku seks dimana individu memiliki ketertarikan pada sesama jenisnya. Di Indonesia homoseksual masih belum dapat diterima oleh masyarakat pada umumnya. Peneliti melihat bahwa kaum gay memiliki konflik-konflik baik internal maupun secara sosial berkaitan dengan orientasi seksualnya. Konflik tersebut membuat seorang gay akan sulit untuk mencapai psychological well-being yang baik. Psychological well-being dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yang terdekat adalah dukungan keluarga. Berdasarkan data awal, peneliti melihat bahwa banyak gay yang sudah coming out pada keluarga, akan tetapi keluarga masih belum mendukung sepenuhnya perilaku homoseksual pada gay. Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan psychological well-being pada gay. Peneliti melakukan penelitian dengan mengambil sample 32 gay (18-29 tahun) yang berdomisili di Surabaya yang telah coming out mengenai orientasi seksualnya terhadap keluarganya. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan angket yang terdiri dari skala dukungan keluarga dan skala psychological well-being. Metode yang digunakan dalam pengambilan sample adalah purposive sampling. Hasil dari penelitian ini yaitu tidak adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan psychological well-being pada gay dengan koefisian korelasi sebesar 0,025 dengan nilai signifikansi 0,845. Dimana frekuensi dukungan keluarga pada gay terbanyak pada kategori sangat rendah, yaitu 53,1%. Sedangkan, variabel psychological well-being terbanyak berada pada kategori tinggi, yaitu 59,4%. Selain itu, tidak adanya hubungan antara kedua variable ini disebabkan karena faktor dalam diri individu seperti self awareness, self management, social awareness, dan relationship management.