Daftar Isi:
  • Latar Belakang: Faringitis termasuk salah satu penyakit yang sering ditangani oleh dokter umum, diperkirakan dalam 1 tahun ada 15 juta pasien di Amerika Serikat datang ke dokter karena penyakit ini. Penelitian yang dilakukan oleh American Society of Microbiology menyatakan 94,3% dari 402 pasien yang terindikasi faringitis mendapat terapi antibiotik walaupun tanpa indikasi pemberian antibiotik. Resistensi menjadi masalah besar bagi dunia pada masa kini. Salah satu strategi World Health Organization (WHO) dalam memerangi resistensi ialah penemuan dan pengembangan jenis obat baru. Curcuma domestica merupakan tanaman yang banyak digunakan di Indonesia dan beberapa penelitian menununjukkan kunyit memiliki efek antiinflamasi, antioksidan, antimikrobial. Tujuan: Mengetahui efek antibakteri ekstrak etanol Curcuma domestica terhadap bakteri Group A Streptococcus β hemolyticus dan mencari nilai KBM. Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimen secara in vitro dengan metode broth microdilution dan diinokulasikan pada media blood agar. Kelompok perlakuan terdiri dari media (Mueller Hinton Blood Broth) dan bakteri Group A Streptococcus β hemolyticus, serta ekstrak etanol Curcuma domestica dengan beragam konsentrasi (312.5 μg/ml, 625 μg/ml, 1250 μg/ml, 2500 μg/ml, 5000 μg/ml). Hasil: Pada media padat, ekstrak dengan konsentrasi 5000 μg/ml tidak ditemukan adanya pertumbuhan bakteri, pada konsentrasi 2500 μg/ml pola pertumbuhan bakteri lebih sedikit dari konsentrasi 312.5 μg/ml, 625 μg/ml, 1250 μg/ml. Simpulan: Terdapat efek antibakteri ekstrak etanol Curcuma domestica terhadap bakteri Group A Streptococcus β hemolyticus dengan nilai KBM berada di dalam rentang 2500 – 5000 μg/ml.