Daftar Isi:
  • Pada era globalisasi perkembangan industri di Indonesia sangat pesat. Kebutuhan bahan kimia sebagai bahan baku pada sebuah produk sangat dibutuhkan, salah satunya adalah formalin sebagai bahan baku pembuatan lem kayu. Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS, menyatakan produksi formalin di Indonesia belum dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri, Pemenuhan formalin dalam negeri harus tercapai agar proses industrialisasi di Indonesia dapat berjalan dengan baik. Oleh sebab itu untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dilakukan impor formalin tiap tahun, maka pendirian pabrik formalin di Indonesia mempunyai peluang yang cukup besar dan prospektif untuk direalisasikan. Proses pembuatan formalin terbagi menjadi dua tahap utama, yaitu reaksi oksidasi untuk membentuk formalin dan proses pemisahan. Proses pembentukan formalin dilakukan melalui reaksi oksidasi katalitik dalam reaktor fixed bed multitube yang berisi tumpukan katalis perak pada suhu 650 ̊C dan tekanan 1,3 atm.reaksi oksidasi dengan katalis perak dipilih karena menghasilkan konversi yang cukup besar yakni 88%. Reaksi oksidasi katalitik methanol menghasilkan produk utama formaldehid dan hasil samping H2 yang terbentuk akibat reaksi samping dehidrogenasi metanol. Proses pemisahan dilakukan dengan menggunakan proses absorbsi menghasilkan produk formalin 37%, dengan komposisi formaldehid 37%, metanol 5%, dan sisanya air. Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi formalin diperoleh dari PT. KalimantanTimur Industry Metanol dengan kemurnian 99,85%. Pra-rencana pabrik formalin dari metanol ini memiliki rincian sebagai berikut: Bentuk perusahaan : Perseroan Terbatas (PT) Produksi : Formalin Kapasitas produksi : 12.000 ton/tahun Hari kerja efektif : 300 hari/tahun Masa konstruksi : 2 tahun Waktu mulai beroperasi : Tahun 2022 Bahan baku : Metanol Kapasitas bahan baku : 5.392.800 kg/tahun Utilitas : • Air PDAM = 23,15 m3/hari • Listrik = 74,8 kW/hari • Bahan bakar = Batu Bara = 2.036,13 kg/hari = Solar = 63 L/bulan • Flue gas = 2.031,4 m3/hari • Steam = 33.916,3 m3/hari Jumlah tenaga kerja : 120 orang Lokasi pabrik : Kawasan Industri Kalimantan Timur, Kelurahan Guntung, Kecamatan Bontang, Kota Bontang, Kalimantan Timur Luas Pabrik : 10.530 m2 Dari hasil analisa ekonomi yang telah dilakukan, didapatkan: • Modal Tetap (FCI) = Rp 303.434.323.373 • Modal Kerja (WCI) = Rp 53.547.233.536 • Biaya Produksi Total (TPC) = Rp 240.167.381.743 • Penjualan per tahun = Rp 381.039.876.146 Analisa Ekonomi dengan Metode Cash Flow • Rate of Return (ROR) sebelum pajak = 41,9% • Rate of Return (ROR) sesudah pajak = 31,7% • Rate of Equity (ROE) sebelum pajak = 37,3% • Rate of Equity (ROE) sesudah pajak = 28,01% • Pay Out Time (POT) sebelum pajak = 2 tahun 4 bulan • Pay Out Time (POT) sesudah pajak = 3 tahun 2 bulan • Titik impas (BEP) = 40%