Daftar Isi:
  • Subjective well-being penting bagi lansia karena dengan seseorang memiliki penilaian yang lebih tinggi tentang kebahagiaan dan kepuasan hidup maka mereka cenderung bersikap lebih bahagia dan lebih puas. Subjective well-being sendiri memiliki 6 aspek yaitu harga diri (self-esteem), sense of perceived control, extrovert (extroversion), optimisme, hubungan sosial yang positif (positive relationship), pemaknaan dari tujuan hidup (a sense of meaning and purpose). .Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara kuantitatif deksriptif tentang bagaimana gambaran subjective well-being lansia yang tinggal di panti werdha “x” di Surabaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis deskriptif. Subjek penelitian (N=40) adalah lansia yang tinggal di panti werdha “X” yang masih bisa untuk diajak berkomunikasi dan mengikuti kegiatan aktif di panti. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive incidental sampling dengan menggunakan metode skala likert yang peneliti buat sendiri.Kesimpulan dari penelitian ini, lansia yang tinggal di panti werdha memiliki subjective well-being yang sedang sebesar 75% dan sedangkan aspek yang paling dominan pada subjek adalah aspek pemaknaan dari tujuan hidup (a sense of meaning and purpose) sebesar 98% dan dengan mengikuti kegiatan religiusitas para lansia dapat merasakan tenang, mengurangi stress dan lebih percaya diri.Sedangkan aspek terendah adalah aspek ekstrovert sebesar 5% dimana lansia di panti werdha kurang bisa untuk terbuka dengan teman temannya. Dengan terpenuhinya hal-hal positif diatas maka subjective well-being lansia akan terpenuhi atau tinggi.